Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Selepas putus cinta, banyak orang ingin segera mengatasi kesedihan dan perasaan kehilangan dengan memulai hubungan baru. Fenomena seperti ini disebut rebound relationship atau hubungan lompatan.
Rebound relationship terjadi saat seseorang terlibat dalam hubungan baru yang relatif cepat setelah hubungan asmara sebelumnya berakhir. Namun, walau bisa menjadi pengalihan sementara, rebound relationship juga punya dinamika dan tantangan yang perlu dipahami.
Apa Itu Rebound Relationship?
Rebound relationship adalah hubungan yang terbentuk sebagai respons terhadap putus cinta atau kehilangan dalam hubungan sebelumnya. Sederhananya, kamu mencari pengganti atau pengalihan emosional melalui hubungan baru tanpa memberikan waktu yang cukup untuk memulihkan diri secara emosional.
Baca Juga
-
Apa Itu Hedonic Treadmill? Kebahagiaan Palsu yang Euforianya Hanya Sesaat
-
Resep Minuman Lemon Madu, Bisa Bantu Meredakan Batuk
-
5 Zodiak Ini Jago Membantu Orang Lain Menyelesaikan Masalah, Andalan Banget!
-
Tes Kepribadian: Apa Sushi Favoritmu? Temukan Maknanya di Sini
-
6 Arti Mimpi Kecelakaan Mobil, Ini Maknanya jika Kendaraan Sampai Jatuh dari Tebing
Lalu, apa saja yang mungkin terjadi kepada seseorang dalam rebound relationship? Merangkum berbagai sumber, inilah beberapa di antaranya.
Pengalihan Emosional
Rebound relationship bisa menjadi pelarian sementara dari rasa sedih, kehilangan, atau kesepian setelah putus cinta. Kamu berusaha mencoba mengisi kekosongan emosional dengan menghadirkan orang baru dalam kehidupanmu.
Ketergantungan Emosional
Rebound relationship adalah hubungan yang seringkali terbentuk dengan cepat dan tanpa melalui proses pemulihan yang memadai. Akibatnya, ketergantungan emosional yang kuat dapat terbentuk antara pasangan tersebut. Hanya saja, ketergantungan ini mungkin tak mengarah pada hubungan sehat.
Tantangan Komunikasi
Pasangan dalam tipe hubungan rebound relationship mungkin tak sepenuhnya terbuka dan jujur tentang perasaan mereka sebenarnya. Orang-orang ini mungin menghindari obrolan tentang emosi yang berkaitan dengan hubungan sebelumnya. Mereka mungkin juga enggan mengungkapkan kecemasan mereka tentang masa depan hubungan yang dijalani saat ini.
Ketidakstabilan hubungan
Rebound relationship umumnya tidak bisa menjadi hubungan yang stabil karena biasanya terjadi terlalu cepat sehingga masih ada sisa emosi dari hubungan sebelumnya.
Pasangan mungkin tak punya landasan kuat atau pemahaman yang jelas satu sama lain. Hal seperti ini bisa menyebabkan konflik atau kekecewaan yang pada akhirnya berdampak buruk bagi kelanggengan hubungan.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri