
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Film "Bila Esok Ibu Tiada" berhasil menyentuh hati penonton dengan mengisahkan perjalanan hidup seorang anak yang kehilangan sosok ibunya. Melalui alur cerita yang menyentuh dan akting yang memukau, film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak kita merenung tentang betapa besar pengaruh seorang ibu dalam kehidupan anak-anaknya. Dan tidak hanya menyajikan drama emosional yang menggugah hati, film ini juga menyoroti nilai-nilai keluarga yang erat kaitannya dengan budaya Indonesia.
Kisah yang Membawa Penonton pada Refleksi Diri
Film "Bila Esok Ibu Tiada" mengisahkan perjalanan keluarga yang menghadapi kehilangan ibu mereka.
Tidak hanya menggambarkan duka sang ibu setelah kehilangan suami, tetapi juga proses empat anaknya yang perlahan menyadari arti kehadiran ibu dalam kehidupan mereka.
Baca Juga
-
Bahasa Cinta yang Salah, Kenapa Silent Treatment Bikin Perempuan Sakit Hati
-
Rawan Jadi Korban Kekerasan, Perempuan dengan Disabilitas Hadapi Kerentanan Berlapis
-
Seksis di Dunia Komedi: Katanya Bercanda tapi Kok Tinggalkan Luka?
-
Jangan Sembarangan! 8 Langkah Cerdas Memilih Klinik Kecantikan yang Aman dan Terpercaya
-
Orang Tua Bicara: Program Makan Siang Gratis Harus Lebih Tepat Sasaran!
-
Keterwakilan Perempuan di Sektor Publik Masih Rendah, Banyak Tantangan Jadi Penghalang
Menurut Kharisma, anggota Teater Syahid UIN Jakarta, "Esensi ibu memang terlihat, tapi perannya tidak terlalu menonjol dalam alur cerita. Fokusnya lebih pada proses berduka dan rasa sepi."
Pesan dalam film ini sukses tersampaikan, sehingga membuat banyak penonton terharu, bahkan menangis.
"Kita sering lupa betapa pentingnya ibu, sampai kehilangan sosok tersebut. Film ini menyampaikan pesan itu dengan sangat dalam," ujar Kharisma.
Makna yang Relevan dengan Kehidupan Keluarga Indonesia
Film ini tidak hanya menjadi refleksi personal, tetapi juga memiliki hubungan erat dengan budaya Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
"Di Indonesia, hubungan dengan orangtua dan saudara itu sangat penting, berbeda dengan budaya luar yang terkadang membiarkan hubungan terputus setelah anak mandiri," ujar Kharisma.
Adegan saat keempat anak bersatu untuk memperbaiki hubungan setelah ibu mereka tiada menjadi pengingat pentingnya menjaga keharmonisan keluarga.
Pesan ini sangat relevan bagi masyarakat Indonesia, di mana kekerabatan adalah salah satu pilar utama dalam kehidupan sosial.
Film ini dengan jelas menggambarkan bagaimana sosok ibu menjadi pilar utama dalam kehidupan seorang anak. Seperti yang kita tahu, ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita tentang cinta, kasih sayang, dan nilai-nilai kehidupan. Melalui interaksi sehari-hari, ibu membentuk karakter, kepribadian, dan pandangan hidup anak-anaknya.
Film ini juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya meluangkan waktu bersama ibu. Kesibukan sering kali membuat kita lupa bahwa ada orang tua yang merindukan kehadiran kita.
"Aku jadi melihat perspektif kesepian orangtua yang ditinggal anaknya merantau, dan ini menyayat hati banget." ujar Kharisma.
Sebuah Kado untuk Hari Ibu
Ditayangkan menjelang Hari Ibu, film ini seolah menjadi pengingat bagi kita semua untuk kembali menghargai sosok ibu. Dan tentu saja, tidak perlu menunggu kehilangan untuk menunjukkan rasa cinta dan terima kasih.
Di Hari Ibu ini, biarkan film ini menjadi pengingat bagi semua anak untuk lebih menghargai ibu dan keluarga. Sebab, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah anugerah yang tak ternilai.
Selamat Hari Ibu, dan jangan lupa untuk meluangkan waktu bagi orang yang telah memberikan segalanya untuk kita. Apakah esok masih ada ibu untuk kita?
(Nurul Lutfia Maryadi)
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi