
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Apakah kamu pernah merasa terkuras secara energi meski tidak mengerahkan diri secara fisik? Mungkin kamu sedang merasakan apa yang disebut mental load.
Mental load mengacu pada tanggung jawab tak terlihat yang sering diemban oleh perempuan dalam melakukan perannya di rumah tangga dan keluarga.
Contohnya adalah perencanaan makan, penjadwalan, dan pemenuhan kebutuhan setiap anggota keluarga secara umum.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Sociological Review menemukan bahwa perempuan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untuk pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak dibandingkan laki-laki.
Baca Juga
-
Kesadaran Tinggi, Akses Terbatas: Tantangan Perawatan Kulit di Indonesia
-
8 Program Kerja di Luar Negeri Buat Orang Indonesia yang Mau #KaburAjaDulu
-
Krim Labu jadi Rahasia Kulit Kencang dan Glowing Korea Selatan?
-
Antara Poliamori dan Poligami: Memahami Dua Konsep Hubungan yang Berbeda
-
Happiness Economic: Apa Benar Uang Bisa Bikin Bahagia?
-
Magis, Inilah Destinasi Pernikahan Romantis dengan Pemandangan Eksotis di Uluwatu
Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun ada peningkatan partisipasi laki-laki dalam tugas, beban mental masih lebih banyak ditanggung oleh perempuan.
Dr. Emma Seppala, Direktur Sains di Pusat Penelitian dan Pendidikan Belas Kasih dan Altruisme Universitas Stanford, mengatakan, "Beban mental yang terus-menerus dapat menyebabkan stres kronis, yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik perempuan."
Tanggung jawab tambahan di rumah dapat mengurangi waktu dan energi yang tersedia untuk pengembangan karier, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemajuan profesional dan keseimbangan hidup.
Bagaimana cara mengatasinya?
Dilansir melalui Ucla Health, ada 5 kiat dalam mengurangi mental load:
- Bicarakan dengan pasangan, jelaskan apa yang kamu rasakan dan semua hal yang membebani mental. Kemudian, bagi sebagian beban berdasarkan kekuatan dan ketersediaan pribadi.
- Buatlah daftar tugas dan prioritaskan, bisa itu mingguan atau harian, sehingga dapat membantu dalam melakukan tugas. Kemudian cobalah untuk membagi tugas-tugas yang lebih besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil sehingga terasa lebih mudah dikelola.
- Cobalah untuk melepaskannya, meski pasti tidaklah mudah karena ada perasaan ingin segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Namun, ingatlah bahwa memiliki kondisi mental yang baik adalah salah satu kebutuhan utama keluarga.
- Tetapkan batasan. Ingat, karakteristik beban mental adalah tidak adanya batasan. Jadi, menetapkan batasan, jika memungkinkan, dapat membantu meringankan sebagian beban.
- Prioritaskan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri adalah cara terbaik untuk mengurangi stres dan mengelola beban mental dengan lebih efisien. Cobalah berolahraga atau melakukan hobi yang disukai.
Adakalanya, perempuan juga membutuh pengakuan dan penghargaan dari sekitarnya mengenai pekerjaan tak terlihat yang mereka lakukan. Jadi, tak ada salahnya kita semua meningkatkan kesadaran tentang beban mental dan dampaknya, sehingga diharapkan perempuan dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik dan kesetaraan yang lebih besar dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
(Mauri Pertiwi)
Terkini
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum
- Ketika Secuil Perhatian Berujung Sakit Hati, Kenali Tanda-Tanda Breadcrumbing yang Merugikan Perempuan
- Simping Era: Kenapa Sekarang Banyak Perempuan Bangga Jadi Fangirl?
- Resting Nice Face: Topeng Senyum yang Menyembunyikan Luka Emosional Perempuan