Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Di era modern yang serba digital, tantangan terbesar bagi orang tua adalah membentuk anak-anak yang tangguh, percaya diri, dan mampu menghadapi ketidakpastian.
Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah adventure parenting, gaya pengasuhan yang mengedepankan pengalaman luar ruang dan aktivitas penuh tantangan sebagai sarana pembelajaran hidup.
Apa itu Adventure Parenting?
Adventure parenting mendorong anak untuk mengeksplorasi alam, menghadapi risiko yang terkalkulasi, serta belajar dari kegagalan dan keberhasilan secara langsung.
Baca Juga
-
Kebaya Comeback! Dari Warisan Budaya ke Panggung Self-Expression Perempuan Muda
-
Antara Sayang dan Saing: Dinamika Kakak Adik Perempuan
-
Lulus Kuliah Bingung Cari Kerja? Ini Panduan Biar Nggak Kalah di Talent War
-
Level-Up Perawatan Kulit: Saatnya Kenal dengan Teknologi Estetik Terdepan
-
Dress Up for You: Ketika Gaya Bukan Sekadar Tren, Tapi Cerminan Suasana Hati
-
Naik Level Tanpa Burnout: Cara Upgrade Diri dengan Santai
Aktivitas seperti hiking, berkemah, panjat tebing, atau sekadar menjelajah hutan menjadi ruang belajar yang sangat kaya untuk tumbuh kembang mental anak.
Melansir The Guardian, anak-anak zaman sekarang menghadapi "nature-deficit disorder", yakni kondisi ketika kurangnya interaksi dengan alam berkontribusi pada meningkatnya stres, kecemasan, dan kurangnya ketahanan emosional.
Oleh karena iu, adventure parenting menekankan pentingnya memberikan anak waktu bebas di luar ruangan untuk membangun ketahanan mental dan emosional.
“Anak-anak belajar paling baik ketika mereka bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, terutama ketika mereka menghadapi tantangan dunia nyata,” ujarnya.
Salah satu contoh keberhasilan pendekatan ini dapat dilihat di Skandinavia, di mana konsep friluftsliv, gaya hidup yang menekankan koneksi dengan alam terbuka, menjadi dasar dalam pendidikan anak usia dini.
Di Norwegia dan Swedia, anak-anak sejak usia balita sudah terbiasa bermain di luar dalam segala cuaca, yang secara tidak langsung melatih mereka menjadi pribadi yang tangguh dan adaptif.
Anak-anak diciptakan untuk bergerak dan menjelajah. Dan bermain di luar ruangan bukan sekadar istirahat dari belajar, melainkan fondasi untuk mempelajari hal yang jauh lebih penting.
Anak yang aktif di luar ruangan memiliki kemampuan regulasi emosi dan fokus yang lebih baik dibandingkan mereka yang terlalu lama di dalam ruangan.
Tak hanya untuk anak, adventure parenting juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
Momen-momen ketika keduanya menghadapi tantangan bersama, dapat menciptakan kepercayaan dan komunikasi yang lebih kuat.
Orang tua tidak lagi hanya menjadi “pengatur” hidup anak, tetapi menjadi partner belajar yang saling mendukung.
Dengan semua manfaat tersebut, adventure parenting bukan hanya tentang berpetualang semata, tetapi menjadi investasi jangka panjang dalam membentuk karakter dan daya juang anak.
Di dunia yang terus berubah, anak tangguh bukan lagi keunggulan, melainkan sebuah kebutuhan.
(Mauri Pertwi)
Terkini
- Keluarga Cemara Hadir di Panggung Teater, Sajikan Kisah Hangat untuk Libur Sekolah
- FOMO Belanja Online: Buru-Buru Check Out Karena Takut Ketinggalan, Bukan Karena Butuh?
- Realita Cewek: Kenapa Lemari Penuh Tapi Rasanya Tetap Nggak Punya Baju?
- Filter Fatigue: Tuntutan Flawless di Medsos yang Diam-Diam Bikin Cewek Stres
- Kalau Kamu Tokoh Drakor, Berdasarkan Zodiak Kamu Jadi Siapa?
- Belajar Jadi Cewek Tangguh dari Drakor, Bukti Kalau Kekuatan Bukan Cuma Milik Cowok
- Emotional Dumping di Circle Pertemanan: Waspadai Batas Sehat Curhat ke Teman
- Sindrom Fear of Better Options (FOBO), Kenapa Cewek Gen Z Susah Ambil Keputusan?
- Risiko Kanker Perempuan Diam-Diam Ikut Naik Seiring Suhu Bumi yang Makin Panas
- Psikolog Ungkap Alasan Kenapa Fenomena Ghosting Makin Lumrah di Kalangan Gen Z