Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Masalah dalam rumah tangga adalah sesuatu yang mutlak terjadi pada setiap pasangan. Bahkan dalam beberapa kasus yang jarang disadari, rumah tangga mereka telah mengalami emotional divorce.
Dikutip dari Suara.com, emotional divorce atau perceraian emosional mengacu pada saat pasangan, yang meski sudah menikah resmi, mengalami kondisi emosional yang signifikan hingga mengklaim bahwa sudah tidak ada hubungan emosional antara ia dengan pasangannya.
Dalam situasi ini, pasangan akan semakin terputus secara emosional satu sama lain hingga menyebabkan kurangnya keintiman, komunikasi, atau dukungan secara timbal balik antara keduanya.
Baca Juga
-
wondr by BNI Hadirkan Konser The Greatest Melly Goeslaw - Everlasting Harmony by ALOKA
-
Lebih dari Sekadar Makanan: Kimchi, Budaya Korea dan Ancaman Perubahan Iklim
-
Banyak Perempuan Duduki Posisi Manajemen Senior, Keberagaman Gender Kunci Tingkatkan Kinerja Bisnis
-
Cuti Haid, Hak Pekerja Perempuan yang Rawan Dirampas Perusahaan
-
Desain Mewah dengan Sentuhan Bali, John Hardy Rilis Koleksi Musim Gugur 2024
-
Yuk "Grow to Glow" Melalui Bisnis Kecantikan!
Dikatakan oleh psikolog Rosalina Verauli dalam akun Instagram pribadinya, berikut adalah lima ciri emotional divorce yang harus diketahui setiap pasangan:
- Tinggal serumah tapi rasa sudah pisah (ada jarak emosional)
- Pertengkaran makin minim, pun dengan komunikasi
- Perlahan Anda dan pasangan makin 'independent'
- Mengandalkan self-support dan tak lagi berharap kepada pasangan hingga cenderung apatis
- Merasa 'kosong' hingga perasaan cinta dan intimacy seolah lenyap
Menurut penelitian, pola percerai emosional ini umumnya berlangsung dua-tiga tahun sebelum perceraian yang sesungguhnya di mata hukum. Lalu pertanyaannya,apa yang bisa dilakukan jika hubungan rumah tangga sudah terasa hampa?
1. Penerimaan
Pertama, kita perlu menerima kenyataan bahwa hubungan sudah memasuki fase emotional divorce. Namun setiap keputusan selanjutnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang panjang dan hati-hati. Dengan penerimaan, kita bisa merencanakan bagaimana hubungan selanjutnya dengan pasangan.
2. Kelola Emosi
Kedua, dapatkan kembali kendali atas emosi diri sendiri. Kita tidak dapat memaksa pasangan untuk kembali mencintai dan mempertahankan hubungan. Dengan mengendalikan emosi, kita bisa memperbesar peluang untuk memperbaiki situasi bahkan memulihkan kondisi pernikahan yang kacau.
3. Bicara pada Ahli
Perceraian emosional bisa membuat seseorang merasa stres. Oleh sebab itu, kunjungi dan mintalah saran dari seorang ahli seperti psikolog berlisensi. Dengan meminta bantuan, hal itu bisa membawa Anda melewati tahap sulit dan membawa Anda ke tempat yang lebih baik.
4. Tetapkan an Pertahankan Batasan
Tetapkan batasan mental dan fisik yang kuat dengan pasangan Anda untuk melindungi diri dari rasa sakit yang lebih parah. Batasan bisa membantu Anda menjaga kesehatan mental agar tidak semakin memburuk.
Itulah penjelasan mengenai pengertian emotional divorce serta ciri-ciri dan solusi menghadapi emotional divorce. Semoga bermanfaat untuk Sahabat Dewiku!
Putri Ayu Nanda Sari
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender