
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Banyak orang berpikir bahwa kebebasan finansial hanya bisa diraih oleh mereka yang berpenghasilan besar. Padahal, kunci utama menuju financial freedom bukan sekadar soal seberapa banyak yang dihasilkan, tetapi bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan penghasilan tersebut.
Dengan strategi yang tepat, seseorang dengan pendapatan terbatas tetap bisa mencapai kestabilan keuangan, bebas dari hutang, dan memiliki tabungan yang cukup untuk masa depan.
Shirley Cei, Kepala Divisi Advisory & Perencana Keuangan dari Finansialku, menjelaskan bahwa ada kunci utama menuju financial freedom: bukan sekadar soal seberapa banyak yang dihasilkan, tetapi bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan penghasilan tersebut.
Baca Juga
-
Memahami Akar Masalah Filisida: Mengapa Orang Tua Membunuh Anak Mereka?
-
Dari Impulsif ke Bijak: Mengubah Perilaku Konsumtif Melalui Tantangan Menabung
-
Kenapa Hubungan Seks yang Terjadwal Lebih Baik Daripada yang Spontan Ketika Kamu Sudah Menikah?
-
Pengeluaran Harian dan Kemiskinan: Cukupkah Rp 21.250 per Hari untuk Hidup Layak?
-
Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun: Perempuan Siap Kerja Lebih Lama?
-
Keuangan Aman Untuk Mama Muda: Panduan dari Alexandra Askandar, Wakil Presiden Direktur Bank Mandiri
Shirley menekankan bahwa ada beberapa strategi utama yang dapat dilakukan untuk mencapai stabilitas keuangan, bahkan dengan penghasilan terbatas. Salah satu langkah awal yang penting adalah memperbesar penghasilan.
Ini bisa dilakukan dengan mencari peluang tambahan di luar pekerjaan utama atau memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan tambahan.
"Kunci utamanya adalah tetap produktif," ujarnya saat di wawancarai Dewiku (2/2/2025).
Selain meningkatkan penghasilan, langkah krusial lainnya adalah mulai berinvestasi. Shirley merekomendasikan agar seseorang menyisihkan sekitar 20%-40% dari penghasilannya untuk investasi.
"Investasi sangat penting karena dapat membantu menghadapi inflasi, meningkatkan jumlah kekayaan, dan mempercepat pencapaian tujuan keuangan," jelasnya.
Namun, mencapai kebebasan finansial bukan hanya soal menambah penghasilan dan berinvestasi. Mengelola anggaran dengan baik juga menjadi faktor utama. Banyak orang kesulitan dalam merencanakan dan mengevaluasi pengeluaran mereka, terutama jika harus dilakukan sendiri.
Shirley menyarankan penggunaan aplikasi pencatat keuangan seperti spending tracker, memantau riwayat transaksi e-commerce, atau melihat mutasi rekening bank untuk lebih memahami pola pengeluaran.
"Jika sulit mengatur pengeluaran secara mandiri, bisa dibantu oleh pasangan atau profesional seperti perencana keuangan. Selain itu, bisa juga menggunakan fitur pocket pada tabungan digital atau sistem pengelolaan anggaran mingguan daripada harian," tambahnya.
Selain aspek teknis pengelolaan keuangan, mindset juga memiliki peran yang sangat penting. Menurut Shirley, jika seseorang tidak memiliki faktor eksternal seperti warisan, lotere, atau promosi mendadak, maka usaha dari dalam diri sangat diperlukan.
"Kita harus memiliki alasan yang kuat dan mindset yang benar dalam menghasilkan, merencanakan, serta mengakumulasi keuangan kita," katanya.
Ia juga menyoroti empat faktor penting yang dapat membantu seseorang naik kelas secara finansial, yaitu kemauan untuk terus belajar, kerja keras, pengetahuan, dan networking yang baik.
"Jika seseorang memiliki penghasilan terbatas tetapi memiliki keempat faktor tersebut serta kemampuan manajemen keuangan yang baik, maka financial freedom tetap bisa dicapai," ungkapnya.
Bagi mereka yang masih berada dalam kondisi finansial terbatas, Shirley menyarankan untuk mulai dengan langkah-langkah sederhana seperti belajar keterampilan baru setiap hari, mencari mentor atau sumber belajar gratis melalui internet, serta membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan orang-orang di sekitar.
Lebih lanjut, ada beberapa kebiasaan yang perlu diterapkan untuk mencapai kemandirian finansial.
Menghindari pinjaman online atau utang berbunga tinggi, tidak selalu membeli barang baru ketika masih ada opsi sewa atau second-hand, serta lebih selektif dalam berbelanja adalah beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan.
"Jika memungkinkan, mulailah untuk swasembada pangan dengan menanam sendiri kebutuhan dasar. Selain itu, jangan terlalu mendengarkan pendapat negatif dari orang lain yang dapat menghambat pertumbuhan finansial kita. Yang terpenting adalah tetap produktif dan proaktif dalam mengelola keuangan," tutupnya.
Penulis: Humaira Ratu Nugraha
Terkini
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum
- Ketika Secuil Perhatian Berujung Sakit Hati, Kenali Tanda-Tanda Breadcrumbing yang Merugikan Perempuan
- Simping Era: Kenapa Sekarang Banyak Perempuan Bangga Jadi Fangirl?
- Resting Nice Face: Topeng Senyum yang Menyembunyikan Luka Emosional Perempuan