Rabu, 12 Februari 2025
Risna Halidi : Selasa, 04 Februari 2025 | 19:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Banyak orang berpikir bahwa kebebasan finansial hanya bisa diraih oleh mereka yang berpenghasilan besar. Padahal, kunci utama menuju financial freedom bukan sekadar soal seberapa banyak yang dihasilkan, tetapi bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan penghasilan tersebut.

Dengan strategi yang tepat, seseorang dengan pendapatan terbatas tetap bisa mencapai kestabilan keuangan, bebas dari hutang, dan memiliki tabungan yang cukup untuk masa depan. 

Shirley Cei, Kepala Divisi Advisory & Perencana Keuangan dari Finansialku, menjelaskan bahwa ada kunci utama menuju financial freedom: bukan sekadar soal seberapa banyak yang dihasilkan, tetapi bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan penghasilan tersebut.

Shirley menekankan bahwa ada beberapa strategi utama yang dapat dilakukan untuk mencapai stabilitas keuangan, bahkan dengan penghasilan terbatas. Salah satu langkah awal yang penting adalah memperbesar penghasilan.

Ilustrasi menabung (Pexels/Towfiqu barbhuiya)

Ini bisa dilakukan dengan mencari peluang tambahan di luar pekerjaan utama atau memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan tambahan. 

"Kunci utamanya adalah tetap produktif," ujarnya saat di wawancarai Dewiku (2/2/2025).

Selain meningkatkan penghasilan, langkah krusial lainnya adalah mulai berinvestasi. Shirley merekomendasikan agar seseorang menyisihkan sekitar 20%-40% dari penghasilannya untuk investasi. 

"Investasi sangat penting karena dapat membantu menghadapi inflasi, meningkatkan jumlah kekayaan, dan mempercepat pencapaian tujuan keuangan," jelasnya.

Namun, mencapai kebebasan finansial bukan hanya soal menambah penghasilan dan berinvestasi. Mengelola anggaran dengan baik juga menjadi faktor utama. Banyak orang kesulitan dalam merencanakan dan mengevaluasi pengeluaran mereka, terutama jika harus dilakukan sendiri. 

Shirley menyarankan penggunaan aplikasi pencatat keuangan seperti spending tracker, memantau riwayat transaksi e-commerce, atau melihat mutasi rekening bank untuk lebih memahami pola pengeluaran.

"Jika sulit mengatur pengeluaran secara mandiri, bisa dibantu oleh pasangan atau profesional seperti perencana keuangan. Selain itu, bisa juga menggunakan fitur pocket pada tabungan digital atau sistem pengelolaan anggaran mingguan daripada harian," tambahnya.

Selain aspek teknis pengelolaan keuangan, mindset juga memiliki peran yang sangat penting. Menurut Shirley, jika seseorang tidak memiliki faktor eksternal seperti warisan, lotere, atau promosi mendadak, maka usaha dari dalam diri sangat diperlukan. 

"Kita harus memiliki alasan yang kuat dan mindset yang benar dalam menghasilkan, merencanakan, serta mengakumulasi keuangan kita," katanya.

Ia juga menyoroti empat faktor penting yang dapat membantu seseorang naik kelas secara finansial, yaitu kemauan untuk terus belajar, kerja keras, pengetahuan, dan networking yang baik. 

"Jika seseorang memiliki penghasilan terbatas tetapi memiliki keempat faktor tersebut serta kemampuan manajemen keuangan yang baik, maka financial freedom tetap bisa dicapai," ungkapnya.

Bagi mereka yang masih berada dalam kondisi finansial terbatas, Shirley menyarankan untuk mulai dengan langkah-langkah sederhana seperti belajar keterampilan baru setiap hari, mencari mentor atau sumber belajar gratis melalui internet, serta membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan orang-orang di sekitar.

Lebih lanjut, ada beberapa kebiasaan yang perlu diterapkan untuk mencapai kemandirian finansial.

Menghindari pinjaman online atau utang berbunga tinggi, tidak selalu membeli barang baru ketika masih ada opsi sewa atau second-hand, serta lebih selektif dalam berbelanja adalah beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan.

"Jika memungkinkan, mulailah untuk swasembada pangan dengan menanam sendiri kebutuhan dasar. Selain itu, jangan terlalu mendengarkan pendapat negatif dari orang lain yang dapat menghambat pertumbuhan finansial kita. Yang terpenting adalah tetap produktif dan proaktif dalam mengelola keuangan," tutupnya.

Penulis: Humaira Ratu Nugraha

BACA SELANJUTNYA

Perempuan Marjinal Rentan Finansial: Literasi Rendah dan Akses Terbatas Jadi Penyebab