Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Masyarakat Indonesia menghadapi berbagai kendala dalam menabung, salah satunya adalah perilaku impulsif dalam pengeluaran. Survei dari GoodStats menunjukkan bahwa 34,5% responden lebih memilih untuk membelanjakan uangnya secara langsung, tanpa menyisihkan untuk tabungan.
Selain itu, masalah pendapatan yang terbatas juga menjadi penghalang utama, dengan 28,2% responden mengaku kesulitan menabung karena penghasilan yang tidak mencukupi.
Rata-rata upah Indonesia per Agustus 2024 tercatat sebesar Rp3,3 juta, sementara standar hidup layak membutuhkan Rp1,03 juta per kapita. Dengan kondisi ini, banyak masyarakat yang kesulitan memprioritaskan menabung di tengah kebutuhan sehari-hari yang mendesak.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa masyarakat akan banyak mengalami kesulitan jika tidak memiliki tabungan.
Baca Juga
-
Pengeluaran Harian dan Kemiskinan: Cukupkah Rp 21.250 per Hari untuk Hidup Layak?
-
Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun: Perempuan Siap Kerja Lebih Lama?
-
Keuangan Aman Untuk Mama Muda: Panduan dari Alexandra Askandar, Wakil Presiden Direktur Bank Mandiri
-
Physical Touch: Bahasa Cinta yang Tak Identik dengan Seks
-
Skin Positivity, Merawat Kulit Tanpa Harus Terbebani Standar Kecantikan di Media Sosial
-
Di Balik Januari yang Panjang: Fenomena Psikologis atau Sekadar Perasaan?
“Tanpa tabungan, masyarakat cenderung mengandalkan utang, mengalami kerentanan ekonomi jika mendapat musibah, kesulitan mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang baik, sehingga dapat menyebabkan stres kronis yang merugikan kesehatan mental dan fisik,” kata Mona.
Mona memberikan beberapa strategi sederhana dapat membantu menyisihkan uang untuk tabungan, meski dengan pendapatan kecil. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan:
1. Menambah Peluang Ekonomi di Waktu Luang
Bagi masyarakat dengan pekerjaan utama yang hanya mengandalkan satu sumber pendapatan, seperti petani atau pekerja di sektor lain, penting untuk melihat peluang tambahan.
Konsistensi adalah kunci menabung. Disarankan untuk menyisihkan minimal 5-10% pendapatan setiap bulan untuk tabungan, sebelum pengeluaran lainnya. Dengan cara ini, tabungan akan tetap berjalan meskipun ada kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Mulai dengan Tabungan Harian atau Mingguan
Bagi mereka yang kesulitan menyisihkan uang dalam jumlah besar, mulailah dengan jumlah kecil, seperti Rp2.000 hingga Rp5.000 per hari.
"Meskipun sedikit, dalam setahun jumlahnya bisa terkumpul secara signifikan," ujar Mona.
4. Memanfaatkan Produk Tabungan Mikro
Banyak bank dan koperasi menawarkan produk tabungan mikro dengan syarat yang fleksibel. Produk ini sangat cocok bagi masyarakat yang ingin mulai menabung tanpa memenuhi syarat yang rumit.
5. Tetapkan Tujuan Tabungan
Menetapkan tujuan yang jelas, seperti dana darurat atau pendidikan anak, akan memberi motivasi untuk menabung. Tujuan yang terarah membuat proses menabung menjadi lebih berarti.
6. Kelompok Arisan atau Simpanan Kolektif
Gabung dengan kelompok arisan atau simpanan kolektif bisa menjadi alternatif yang efektif. Dengan cara ini, setiap anggota dapat menabung dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
7. Edukasi Keuangan
Peningkatan literasi keuangan sangat penting agar masyarakat memahami cara mengelola uang dan menabung dengan bijak. Pemahaman ini akan meningkatkan kemampuan mereka untuk merencanakan masa depan finansial yang lebih baik.
8. Sesuaikan Strategi Menabung dengan Budaya Lokal
Penting untuk menyesuaikan strategi menabung dengan budaya dan kebutuhan masyarakat setempat. Selain menabung uang, barang berharga lainnya yang setara dengan uang, seperti perhiasan atau barang koleksi, juga bisa menjadi alternatif tabungan yang relevan.
(Nurul Lutfia)
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri