
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bagaimana hasilnya jika hantu sundel bolong dijadikan inspirasi untuk membuat karya fashion? Desainer Toton Januar telah membuktikan ide nyentrik seperti itu memang brilian dan sukses meramaikan panggung Jakarta Fashion Week 2019.
Desainer Toton Januar kembali membawa hal nyentrik dan unik ke panggung peragaan busana. Setelah tahun lalu muncul dengan celana berbahan dasar sisa denim, kali ini dia masih setia mendaur ulang 'sampah fashion' itu untuk koleksi Spring/Summer 2019 terbarunya.
Toton Januar memang dikenal sangat peduli dengan masalah sampah fashion. Pada gelaran JFW 2019 ini, dia mengangkat tema Eksplorasi Ragam Hias Indonesia dan Pengelolaan Limbah. Material sisa denim tampak pada desain topi dan celana dipertunjukkan.
''Saya bekerja sama dengan beberapa pabrik denim kecil-kecilan di sekitar Jakarta untuk mendapatkan sisa denim ini,'' ungkap Toton Januar, Minggu (21/10/2018) kemarin, seperti dilansir dari Suara.com.
Baca Juga
Pada koleksi terbarunya, Toton Januar cenderung bermain dengan teknik koyak cabik, potong perca, dan jahit tindas.

Toton Januar juga memanfaatkan rumbai-rumbai tali rafia sebagai bahan dasar topi, rok, maupun alas kaki. Ada juga bahan lain seperti, organza sutra, organdy, tulle, linen, serta katun dengan warna-warna bernuansa pastel dan biru khas denim.
Bicara soal karyanya yang unik dan terkesan nyeleneh tersebut, Toton Januar membuat pengakuan mengagetkan. Ternyata karya terbarunya ini merupakan terjemahan dari grafis potret pemeran hantu sundel bolong yang telah melegenda, yakni Suzzanna.
Toton Januar bilang, hasilnya memang bukan serta-merta busana menyeramkan secara harafiah. Dirinya cenderung ingin membawa pesan terkait empowering women yang biasa luput dalam cerita rakyat di Indonesia.
Selama ini rata-rata perempuan digambarkan sebagai korban dalam film horor yang kemudian menjadi hantu. Menurut Toton Januar, itu sangat terpengaruh budaya patriarki.
''Saya ingin membawa pesan bahwa perempuan bisa memimpin dengan seluruh tatanan bernuansa perempuan tanpa harus terkesan menyeramkan,'' ungkap Toton Januar kemudian.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif