Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Memakai sepatu hak tinggi tidaklah direkomendasikan untuk dipakai sepanjang hari. Sebab, selain menyakitkan, sepatu hak tinggi bisa mempengaruhi struktur kaki.
Dilansir dari SoraNews24, wanita di Jepang sering diwajibkan mengenakan sepatu hak tinggi saat berburu pekerjaan maupun saat bekerja di kantor.
Nah, baru-baru ini, muncul gerakan online dengan tagar #KuToo yang ingin menghancurkan bagian dari aturan berpakaian itu.
Salah satu pengguna Twitter @udondon1234 memperlihatkan bagaimana kakinya sampai berdarah karena harus memakai hak tinggi saat berkeliling kota mencari kerja.
Baca Juga
Baru-baru ini ia pergi ke sebuah wawancara yang berjarak lima menit jalan kaki dari Stasiun Shin, Osaka . Waktu yang cukup lama untuk bercak darah menyebar dari luka yang baru saja terbuka di bagian belakang pergelangan kakinya, di mana pompa-nya menggali ke dalam kulitnya .
Luka itu cukup parah sehingga darah bahkan mengalir ke luar sepatu, meninggalkan bekas darah kering. "Hak tinggi adalah suatu kesalahan untuk memaksa wanita memakainya. Mereka mengatakan sopan santun untuk memakainya? Ini cedera medis!"
Sebagai bagian dari seruannya untuk mengakhiri praktek tersebut, @ udondon1234 juga mentweet tagar #KuToo, yang merupakan terjemahan bahasa Jepang 'kutsu' untuk 'sepatu'.
Tagar #KuToo telah muncul di media sosial Jepang dengan frekuensi yang semakin meningkat. Gerakan ini diharapkan mampu mengatasi masalah pencari kerja yang harus berurusan dengan hak tinggi.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi