Kamis, 13 Februari 2025
Rima Sekarani Imamun Nissa : Kamis, 31 Oktober 2019 | 13:25 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Pemuda dan pemudi Gajah Wong menggelar acara budaya bertajuk 'Larung Kali' pada Minggu (27/10/2019) lalu. Selain masih dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda, kegiatan tersebut juga menjadi bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Keberadaan Gajah Wong memiliki tempat tersendiri di hati warga sekitar. Beragam potensi yang dimiliki sungai tersebut telah memberikan berkah, baik melalui aktivitas memancing dengan populasi ikan yang berlimpah hingga menggali pasir.

Larung Kali juga digelar untuk memupuk rasa kekeluargaan sesama warga, terutama Balirejo dan sekitarnya. Harapannya, warga dapat peduli dan lebih mencintai lingkungan agar selalu bersih dan tidak tercemar serta bebas sampah plastik, terutama kawasan Kali Gajah Wong.

Dalam rilis yang diterima DewiKu.com, Rabu (30/10/2019) kemarin, dijelaskan bahwa Larung Kali pertama dilakukan mulai tahun 2019 ini. Acara ini tercetus dari gagasan pemikiran masyarakat yang erat dengan budaya lelabuhan di laut.

Warga berbarengan mengarak hasil bumi yang dibentuk berupa gunungan. Larungan tersebut antara lain berisi sayur-sayuran, buah-buahan, palawija, ketela, kentang, dan beras.

Larung Kali Gajah Wong. (Istimewa/Dok.Biennale Jogya XV Equator #5)

Warga yang berpartisipasi memakai busana adat Jawa dan ditemani iringan alat musik tradisional. Rutenya arakan dimulai dari Deronjongan RT 53 Balirejo, Muja-Muju, Umbulharjo, Yogyakarta menuju sungai.

Sebelum pelarungan, warga melakukan doa lintas agama. Selanjutnya, sebanyak satu gunungan utama dan tujuh gunungan kecil dilarung secara bertahap. Prosesi Larung Kali ini melambangkan keselamatan, kesehatan, dan kemudahan rezeki.

Larung Kali Gajah Wong. (Istimewa/Dok.Biennale Jogya XV Equator #5)

Larung Kali ini juga menyimbolkan bahwa air memiliki nilai peradaban yang sangat penting, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Air juga mempunyai nilai simbolis dan religi dalam sebuah tradisi masyarakat. Air tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk bersuci, tetapi juga ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

BACA SELANJUTNYA

Biennale Jogja XV 2019, Pengunjung Diajak Melihat Sisi Lain Asia Tenggara