
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Beragam kisah cinta tentang karantina bersama pasangan kini sudah akrab kita dengar. Bukan cuma itu, ada pula sederet tips agar karantina dengan pasangan berjalan baik-baik saja dan minim konflik.
Di satu sisi, karantina bersama pasangan memang berarti punya quality time yang lebih banyak. Namun, di sisi lain, kamu juga bisa merasa kesal dengannya.
Nah, dari segi ilmiah, rupanya karantina bersama pasangan bisa punya dampak langsung pada otakmu.
Melansir Elite Daily, seorang ilmuwan di bidang perilaku manusia telah membeberkan apa dampak hubungan romantis dan kehadiran pasangan selama karantina.
Baca Juga
-
Kisah Cinta Unik, Pasangan Ini Kencan Berjauhan via Perbatasan Negara
-
Kisah Pasangan Beda Usia 27 Tahun, Pernah Dicurigai Kasus Penculikan Remaja
-
Mengharukan, Kisah Wanita Berjuang Adopsi Anak saat Pandemi Covid-19
-
Lahir di Pengungsian, Ini Kisah Inspiratif Model Berhijab Somalia-Amerika
-
Dompet Terus Menipis, Kisah Sugar Baby Bertahan Hidup saat Pandemi Covid-19
-
Kisah Haru Pasien Covid-19, Pasangan Lansia Ini Rayakan Hari Jadi ke-50
"Kita (manusia) tak dibuat untuk menghabiskan waktu 24/7 dengan orang lain," ungkap Dr. Helen Fisher.
Menurutnya, menghabiskan sepanjang hari untuk bekerja, makan, tidur, bersantai, olahraga, dan sederet aktivitas lainnya cuma bersama pasangan adalah hal yang tak alami.

"Waktu ekstra bersama pasangan bisa meningkatkan kesehatan atau justru memperburuknya, tergantung interaksi," tambah psikolog klinis, Joshua Klapow.
Bagi kamu yang mempunyai hubungan bahagia dan pasangan pengertian, waktu karantina ini bisa menaikkan tingkat dopamine dalam otakmu.
Sekadar informasi, hormon ini bekerja dalam membuatmu merasa optimis, berenergi, termotivasi, serta meningkatkan imun.
Selain itu, sentuhan seperti memeluk atau mencium pasangan juga bisa melepaskan oksitosin yang membuatmu merasa lebih tenang di tengah pandemi.
Namun, hal sebaliknya juga dapat terjadi kalau kamu mempunyai hubungan yang buruk dengan pasangan.
"Kalau kamu terjebak dalam hubungan yang salah, itu sangat membuat stres. Stres yang kronis dapat menurunkan sistem dopamine dan membuatmu merasa depresi, malas, serta mudah marah," papar Fisher.
Selain itu, rasa bosan adalah hal wajar. Namun, agar sistem dopamine dalam tubuh tak terganggu, pasangan pun disarankan untuk mencari hal baru dan melakukannya bersama.
Selain itu, sisihkan pula waktu untuk sendiri untukmu dan untuk pasanganmu. Hal ini diperlukan agar hubungan yang ada tetap sehat.
"Bencana membuatmu melangkah lebih maju dalam hidup. Itu artinya, karantina dapat membuatmu lebih dekat dengannya, atau malah kian menjauh," kata Fisher.
Terkini
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban