
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pasca mengalami KDRT, kisah seorang ibu bernama Margarita Grachyova ramai dibicarakan. Margarita tak putus asa meski kehilangan tangannya karena mengalami kekerasan dari mantan suami.
Tangan ibu dua anak asal Rusia ini dipotong oleh mantan suaminya, Dmitry Grachyov. Melansir The Sun, Dmitry menuduh istrinya selingkuh dan mulai cemburu berlebihan.
Dmitry lalu melakukan kekerasan dan memutilasi tangan Margarita. Keduanya bercerai dan wanita 27 tahun ini harus hidup dengan tangan robot sebagai pengganti. Sementara, tangannya yang lain berhasil selamat setelah dijahit kembali oleh dokter.
Walau demikian, Margarita kini sudah menemukan pasangan baru yang bernama Maxim. Keduanya juga diam-diam telah menikah setahun lalu.
Baca Juga
-
Ibu Mertua Cemburu, Wanita Ini Diceraikan Suaminya setelah 24 Jam Menikah
-
7 Tanda Pernikahan Terancam Kandas, Rawan Gugatan Cerai
-
6 Jenis Posisi Tidur Kamu dan Pasangan, Ada yang Jadi Indikator Selingkuh!
-
Belum Tentu Pertanda Bahagia, Ini Arti Mimpi Punya Pasangan Baru
-
Hobi Berdandan Gothic, YouTuber Ini Malah Sering Dikira Pengguna Narkoba
-
Jalani Operasi Bokong, Wanita Ini Mengeluh Jadi Kesulitan Berjalan
Pasangan suami-istri baru ini mengadakan pesta pernikahan di St Petersburg. Namun, ketika giliran bertukar cincin tiba, mereka malah membuang kotaknya ke sungai.
"Pernikahan kami semestinya hari ini, tapi itu tidak akan terjadi. Karena ini adalah ulang tahun pernikahan pertama kami," ungkap Margarita yang mengejutkan banyak orang.

Sebelum bertemu dengan Maxim, Margarita mesti berjuang keras untuk kembali percaya diri walau hidup dengan tangan robot.
"Aku tak suka perbedaan persepsi orang ketika melihatku dengan tangan besi dan tanpa tangan. Saat aku memakai prostesis, semua melihat seolah-olah aku pahlawan," ujarnya.
"Dan saat tanganku buntung, kebanyakan orang melihatku dengan kasihan."
Margarita juga berusaha untuk membantu wanita lain yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Dirinya berupaya meyakinkan bahwa korban KDRT sepertinya masih bisa menemukan cinta.
"Orang sering bertanya bagaimana caranya melindungi diri dari pelaku kekerasan. Sayang, aku tak punya jawaban. Orang bisa berubah kapan saja," ungkap Margarita.
"Namun itu tak membuatku menyerah untuk menjalin hubungan di masa depan. Kamu harus percaya pada hal-hal baik," imbuhnya.
Margarita dan Maxim menikah sekitar 19 bulan setelah insiden penyerangan yang membuat ibu 2 anak ini berakhir kehilangan tangan.
Ketika pertama berjumpa, Maxim memilih untuk menjadi teman Margarita lebih dulu. Setelah itu, barulah keduanya menjalin hubungan serius dan memutuskan menikah.
Sementara, anak-anak Margarita juga telah menerima Maxim sebagai ayah baru mereka. Ibu 27 tahun ini juga mengaku dirinya telah menemukan kebahagiaan.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi