
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Wajar jika setiap hubungan asmara tidak pernah lepas dari berbagai konflik. Meski begitu, sebenarnya konflik tidak selalu buruk. Dalam situasi tertentu, konflik malah bisa membuat pasangan saling belajar dan menguatkan.
Sayangnya, tak sedikit pasangan yang susah untuk bisa menyelesaikannya. Akibatnya, mereka hanya saling diam dan tidak berkomunikasi.
Lalu, bagaimana cara mengatasi konflik dengan pasangan? Psikolog Keluarga, Farras Afiefah, punya tips yang bisa dicoba.
"Pertama, biasakan mendengar pendapat dari perspektif pasangan. Jadi semarah apa pun kita, berikan ruang pasangan untuk menjawab dulu. Jangan sampai bilang 'Udah kamu nggak usah ngomong apa-apa', dan akhirnya itu bisa bikin pasangan tidak menghargai," ungkap dia dalam acara Guide to Family Health & Wellness, Jumat (30/7/2021) lalu.
Baca Juga
-
Pakai Baju Rp170 Ribuan, Amanda Manopo Tetap Dipuji Berkelas dan Elegan
-
Tak Gengsi, Mila Kunis dan Ashton Kutcher Ngaku Jarang Mandi gara-gara Ini
-
Banyak Minum Air Putih Bantu Menurunkan Berat Badan, Ketahui Aturan Mainnya
-
5 Cara Mencegah Mimpi Buruk, Meditasi Bisa Jadi Alternatif
-
5 Fase Galau saat Putus Cinta, Salah Satunya Jadi Rajin Berdoa
-
Banyak Orang Jalani Hubungan Sahabat Jadi Cinta, Malah Rentan Kandas?

Selanjutnya, perlu juga mengomunikasikan keinginan dengan jelas. Jangan sampai komunikasi tersebut hanya berakhir dengan saling menebak. Farras Afiefah bilang, jika pasangan meminta bantuan, ada baiknya segera komunikasi tanpa harus menebak-nebak.
"Nggak usah bilang duh capek deh, piringnya numpuk. Bilang aja langsung, 'Tolong dong bantuin'," terangnya.
Bagi pasangan yang sudah menikah, ada baiknya ketika konflik jangan sampai terjadi di depan anak. Karenanya, anak akan menganggap bahwa mereka lah sumber masalah konflik, utamanya jika menyangkut masalah uang dan biaya anak.
"Jangan pernah ungkit itu di depan anak, karena nanti dia merasa 'Orang tua saya berantem karena saya'," ujar dia.
Ketika sedang mengatasi konflik bersama pasangan, perlu diingat hal positif apa yang dimiliki pasangan.
"Tetap ingat selalu hal positif dari pasangan, walau nyebelin banget, diinget-inget itu. Kenapa kita menikah sama dia? Karena nggak mungkin kan, nikah sama orang yang sisi positifnya nggak ada? Dan ingat, kita tidak sempurna," ucap dia. (*Aflaha Rizal Bahtiar)
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women