
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Mempertahankan hubungan dianggap merupakan fase tersulit dalam menjalin percintaan. Begitu pula dalam hubungan pernikahan.
Merawat hangat pernikahan menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan. Bagaimana caranya agar hubungan pernikahan makin kuat?
"Apa yang perlu dilakukan adalah lakukan hobi dan kegiatan yang disukai bersama. Entah itu masak bareng, berkebun, apapun itu. Intinya kegiatan ringan yang disukai,” ungkap psikolog keluarga, Farras Afiefah, dalam acara Guide to Family Health & Wellness, Jumat (30/7/2021) pekan kemarin.
Supaya hubungan makin kuat dan tidak renggang, komunikasi perlu dilakukan. Membiasakan komunikasi yang baik seperti saling menghargai dan menyampaikan tanpa menyinggung, bisa memperkuat hubungan pasangan rumah tangga.
Baca Juga
-
Ungkap Identitas Pacar Online, Pasangan Ini Ternyata Sudah Tinggal Serumah
-
Jarang Diketahui, Wanita Ini Ungkap Rahasia Pemeran Pengganti Adegan Dewasa
-
Indah tapi Rapuh, Ternyata Ini Arti Mimpi Kupu-Kupu
-
Jangan Tunggu Semakin Parah, Berikut Tips Mengatasi Konflik dengan Pasangan
-
Nenek Ini Ungkap Rahasia Hidup hingga Umur 100, Ternyata di Luar Dugaan!
-
Curhat Pria yang Dijuluki Kembaran Brad Pitt, Malah Sulit Dapat Pacar

Farras Afiefah mengatakan, komunikasi yang baik umumnya tidak diselimuti kerahasiaan. Penting juga untuk tak bertengkar dengan pasangan di depan anak-anak.
Pastikan jangan langsung emosi sehingga terdengar oleh anak-anak. "Jangan langsung berapi-api sampai anak tahu kalau orang tuanya lagi konflik," ujarnya.
Demi memperkuat hubungan pernikahan, memberikan waktu kepada pasangan juga sangat penting. Mengisi waktu sendiri pun tidak apa-apa, asal jangan sampai berlebihan dan meninggalkan kewajiban.
"Berikan waktu kepada pasangan untuk mengisi me time. Karena di masa pandemi kita butuh itu. Ini bisa kita isi main game, nonton drakor, asal sama-sama tahu diri dan jangan meninggalkan kewajiban," terangnya.
Selain itu, Farras Afiefah mengungkapkan bahwa pasangan bisa sesekali menghindari membicarakan seputar rumah tangga atau anak.
"Harus ada waktu buat ngobrol di luar urusan rumah tangga dan anak. Jangan sampai ada pembicaraan soal ‘udah bayar listrik belum’, ‘udah bayar ini belum’ gitu aja terus. Tapi perlu ada percakapan yang bisa mengenal satu sama lain," kata dia.
Tips selanjutnya, pasangan perlu membagi waktu untuk dihabiskan berdua tanpa ada anak. Ini bisa dilakukan dengan melakukan date atau kencan berbicara. Namun, untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak ini, lebih baik dilakukan saat anak sudah besar.
"Ini mungkin bisa dilakukan kalau anak usianya sudah sedikit besar," ucapnya. (*Aflaha Rizal Bahtiar)
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi