Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada begitu banyak hal yang bisa membuat seseorang patah hati. Salah satunya adalah menjadi korban ghosting.
Saat masa pendekatan, seorang pria mungkin lebih agresif dalam mencuri hati calon pasangannya. Namun, saat sudah merasa nyaman tapi belum resmi pacangan, si pria bisa saja tiba-tiba menghilang.
Aksi "menghilang" ini dikenal dengan istilah ghosting. Tak ada panggilan telepon, pesan teks, bahkan tidak ada penjelasan apa pun, tetapi mendadak hilang dari peredaran.
Mengutip Vantage Point, ghosting rentan dilakukan pria setelah kencan pertama atau tahap awal hubungan. Namun, ini juga bisa terjadi saat hubungan asmara telah berjalan selama beberapa waktu, biasanya ini si pelaku selingkuh.
Baca Juga
-
Resep Kue Muffin, Teksturnya Lembut Manisnya Pas
-
Resep Cakwe Lembut Enak ala Abang-Abang, Cocok untuk Ide Usaha Rumahan
-
Hasil Survei: 76 Persen Jomblo di Indonesia Merasa Kesepian
-
7 Tips Mengatasi Kesepian Tanpa Pasangan, Malah Bukan Buru-Buru Cari Jodoh
-
Tes Kepribadian: Hewan Liar Favorit Mewakili Karakter Tersembunyi Seseorang
Pura-pura bahagia bukan solusi saat kamu menjadi korban ghosting. Berikut adalah beberapa tips mengatasi masalah ini.
Beri dirimu waktu untuk mengatasinya
Jangan bertindak seolah-olah hal buruk ini tidak mengganggumu atau memaksakan diri untuk langsung move on secepatnya.
Move on memang penting, tapi penting juga memberikan waktu bagi dirimu sendiri untuk bersedih atas hubungan yang tidak berhasil itu. Tak ada salahnya mengeluarkan emosi. Temukan seseorang yang mau mendengarkan perasaanmu, misalnya sahabat.
Jangan terlalu mencari tahu alasannya
Kamu mungkin sangat penasaran mengapa dia pergi begitu saja. Namun, hal seperti itu sering berujung menciptakan analisis berlebihan yang malah memperparah rasa sakit. Kamu juga bisa terjebak emosi negatif dan terus menyalahkan dirimu sendiri.
Fokus dengan pelajaran hidup yang bisa diambil
Hubungan bisa berakhir dengan baik atau malah sebaliknya, tapi kita selalu bisa belajar sesuatu darinya. Setelah kamu melewati masa berkabung dan siap kembali melanjutkan hidup, ada baiknya untuk memikirkan apa yang telah terlewati dari hubungan itu.
Konsultasi dengan profesional
Langkah ini mungkin dibutuhkan jika kamu merasa kewalahan atau terjebak dalam emosi dan rasa sakit akibat ghosting. Kamu juga rentan mengalami trauma hubungan.
Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Konseling dan terapi akan membantumu mengidentifikasi ketakutan dan menyembuhkan luka batin.
Terkini
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi