
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Perpisahan karena putus cinta bukanlah hal yang mudah. Banyak pasangan yang kemudian mengakhiri jalinan asmara dengan permusuhan hingga menimbulkan trauma.
Meski mungkin memang tak semudah yang dibayangkan, bukan berarti tidak bisa menciptakan perpisahan secara damai. Melansir Times of India, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Komunikasi langsung dan jujur
Kunci pisah baik-baik dimulai dengan komunikasi langsung dan saling terbuka. Daripada repot-repot berusaha menghindari hal yang tidak bisa dihindari, lakukan percakapan terbuka dengan pasanganmu.
Baca Juga
-
Tips Bikin Anak Suka Makan Ikan, Ahli Gizi: Bisa Dimulai Sejak Hamil
-
7 Ide Kencan Pertama Seru, Tak Melulu Ketemuan di Kafe
-
Viral di Medsos, Hanasui Mattedorable Lip Cream Matcha Latte Edition Hadir di Matcha Beauty Town
-
Cara Memilih Skincare untuk Kulit Sensitif, Perhatikan 3 Perkara Ini
-
Ketahui Bahaya Silent Treatment, Begini Cara Mengatasinya
Ekspresikan perasaan, kecemasan, dan alasan kamu ingin putus dengan cara yang baik dan terhormat. Hindari permainan saling menyalahkan.
Kejujuran memang bisa menyakitkan, tapi tidak harus diungkapkan secara brutal. Pilih kata-kata yang kamu ucapkan dengan hati-hati.

Memilih waktu dan tempat yang tepat
Pilih yang tempat tenang dan dan tertutup untuk membicarakan perpisahan. Jangan melakukannya di depan umum atau hanya lewat telepon. Jadi, kamu bisa berbicara dan mendengarkan tanpa gangguan.
Dengarkan dia dengan empati
Putus cinta sangat mungkin menyakiti kedua pihak. Jadi, selain mengungkapkan perasaanmu, kamu juga perlu menjadi pendengar yang baik dan melatih empati.
Berikan pasanganmu kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran. Hindari menyela atau bersikap defensif. Empati merupakan jembatan menuju pemahaman satu sama lain.
Tetap tenang dan hormati batasan
Perkara putus cinta memang rawan membuat emosi seseorang memuncak. Namun, usahakan untuk tetap tenang saat membicarakannya.
Membentak, menghina, atau sikap agresif lainnya tak akan membantu. Hormati batasan pribadi, baik fisik maupun emosional. Jangan malah sengaja memancing emosi pasangan.
Membicarakan masa transisi
Ada baiknya juga untuk mendiskusikan bagaimana kamu dan dia akan menghadapi kehidupan setelah putus cinta, adakah harta bersama, lingkaran pertemanan yang sama, maupun aspek praktis lainnya. Punya rencana yang jelas bisa meminimalisir kesalahpahaman dan tekanan tambahan di kemudian hari.
Saling memberi ruang
Setelah putus, batasi interaksi dengan mantan. Luangkan waktu untuk menyembuhkan diri kalian masing-masing. Ini adalah bagian penting dari proses menerima perpisahan.
Fokus pada perawatan diri
Putus cinta bukan akhir dari segalanya. Gunakan fase ini untuk fokus pada perawatan diri dan menemukan kembali minatmu. Carilah dukungan dari teman, keluarga, atau terapis jika memang diperlukan. Sambutlah awal baru yang indah.
Terkini
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif