Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Penampilan Marion Jola belakangan terlihat berbeda. Hal ini karena bentuk tubuhnya semakin terlihat lebih ramping dari sebelumnya.
Sang penyanyi rupanya menjalankan diet agar tubuhnya terasa lebih sehat. Sayangnya, ada saja orang-orang yang menuduhnya melakoni metode instan untuk menurunkan berat badan, seperti sedot lemak.
"Ada yang bilang aku sedot lemak. Ada yang bilang aku suntik ini, itu, jadi aku mau sampaikan dikit ke kalian. Aku mulai benar-benar diet itu dari bulan Agustus," ungkap Marion Jola lewat akun TikTok pribadinya.
Marion Jola kemudian menjelaskan bahwa dirinya mendapat tubuh ramping seperti sekarang dengan konsistensi olahraga dan mengatur pola makan.
Baca Juga
"Mulai pakai PT untuk membiasakan diri aku berolahraga dulu supaya aku belajar angkat beban dan aku membiasakan diri untuk kardio," tuturnya.
Selain rajin olahraga. pelantun "Serious" ini juga berkonsultasi dengan dokter gizi pada November 2023. Hal itu dilakukan karena dia ingin lebih mengenal kebutuhan tubuhnya.
"Kalau ke dokter gizi, itu kita dicek badannya itu butuh untuk mengurangi berapa banyak fat dan juga meningkatkan berapa banyak muscle mass," ujar dia.
Dalam rentang waktu 7 bulan itu, Marion Jola berhasil menurunkan berat badan hingga 9 kg. Berat badan yang awalnya 61 kg, kini menjadi 52 kg.
"Jadi dalam 7 bulan ini, aku sudah turun 9 kg. Pergi ke gym, angkat beban, mengurangi makan," tandas Marion Jola.
Sementara itu, hingga Selasa (28/2/2024), video terkait telah ditonton sebanyak lebih dari 423 ribu kali di TikTok. Banyak pula warganet yang memberikan tanggapan di kolom komentar.
"Kurus butuh niat. Niat yang kuat!" komentar seorang warganet.
Ada juga warganet yang berkomentar, "Dulu ibu bayar dokter gizi buat ngatur pola makan dan apa yang dimakan. Tujuannya nurunin kadar lemak. Emang sengaruh itu kalau ada yang dorong dan ngarahin, bisa turun 10kg 3 bulan."
Terkini
- Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
- Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
- Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
- Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!
- Fatphobia Bukan Sekadar Masalah Berat Badan, Tapi Diskriminasi!
- Self Care Bukan Egois, Tapi Hak Setiap Perempuan untuk Sejahtera
- Pap Smear: Deteksi Dini Kanker Serviks, Selamatkan Nyawa Perempuan
- Mengenal Sunday Scaries, Rasa Cemas yang Timbul di Hari Minggu
- Alasan Mengapa Maret jadi Bulan Perempuan
- Tren Kabur Aja Dulu: Antara Impian dan Realita, Sejauh Mana Keseriusannya?