Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Siswa SMK Raden Umar Said Kudus, yang merupakan salah satu SMK binaan Djarum Foundation, kembali menorehkan prestasi dengan meluncurkan karya film animasi Waka Kibo Kids the series dan menggandeng stasiun televisi MentariTV sebagai platform utama penayangannya.
Serial animasi anak ini sudah bisa dinikmati setiap Sabtu dan Minggu pukul 12.00 siang di kanal animasi anak-anak Indonesia, MentariTV.
Selain itu, Waka Kibo Kids the series juga bisa disaksikan di platform lainnya seperti Vidio.com dan Youtube.
Dalam momen spesial ini, SMK Raden Umar Said Kudus menggelar ajang nonton bareng bersama Bupati Kudus, Dr. H. Muhammad Hasan Chabibie, ST., M.Si., yang dihelat di Sudio RUS Animation. Film ini merupakan karya para siswa SMK Raden Umar Said, berkolaborasi dengan SMKN 2 Jepara dan SMK Tunas Harapan Pati.
Baca Juga
“Film ini memang sarat pesan kehidupan, tetapi kami di sini sangat berusaha agar tidak membosankan, apalagi menggurui. Sebab kan ini ditujukan sebagai tontonan anak-anak, jadi selain mendidik, harus menghibur juga. Selain itu, kami harus hati-hati dalam pilihan kata-kata, saat para tokohnya berdialog maupun bertingkah laku dalam tiap adegan agar tidak sampai memberi pengaruh buruk pada anak-anak yang menonton,” ungkap Kepala Sekolah SMK Raden Umar Said, Agam Amintaha.
Sementara itu, Bupati Kudus, Dr. H. Muhammad Hasan Chabibie, ST., M.Si dalam sambutannya menyampaikan, “Salah satu tantangan dunia saat ini, sebagaimana disampaikan pada pertemuan G20 lalu, adalah teknologi digital dalam pendidikan. Film Waka Kibo yang merupakan karya para siswa SMK ini merupakan implementasi dari tantangan tersebut.”
"Film animasi karya siswa-siswa SMK Indonesia ini memang layak sebagai tontonan anak-anak, ayah dan bunda karena ramah anak, menghibur sekaligus mendidik," jelas Direktur MentariTV, Ekin Gabriel Surbakty.
Film seri Waka Kibo Kids, sendiri berkisah tentang petualangan dua sahabat yang secara tidak sengaja menemukan medali Totempo saat mereka bermain.
Ternyata medali ini bisa membantu mereka memecahkan masalah dalam keseharian dunia kanak-kanak.
Diceritakan dalam petualangannya, Waka dan Kibo kerap bertemu masalah, baik itu mengenai alam, lingkungan maupun pertemanan.Dan, mereka berdua selalu peduli dan bersedia membantu mencari penyelesaian dengan cara sederhana tanpa menggurui.
Meskipun sesekali ada pula saatnya mereka berbeda pendapat, tapi tetap menggambarkan dinamika sebuah persahabatan dan sarat pesan kehidupan lewat permainan serta pertemanan tadi.
Dalam perjalanannya, Waka dan Kibo yang juga ditemani tokoh lain seperti Carica, gadis cilik yang murah hati dan bertutur kata lembut, lalu ada Nissa si pemberani yang hobi berburu meskipun seorang bocah perempuan.
Ada lagi tokoh Baja si anak pantai, meskipun pergerakannya lebih santai, tapi selalu sigap bila diajak membantu yang sedang berada dalam kesulitan.
Kisah petualangan ini juga diramaikan hewan-hewan fantasi yang sengaja dihadirkan untuk menambah ragam kisah. Seperti hewan Laba Meong, laba-laba berwajah kucing, atau Monci, kelinci dengan paras terlihat seperti monyet dan berbagai hewan fantasi lain.
Semakin meriah lagi, di mana sesekali muncul pula sekumpulan Bolo-Bolo yang jahil dan sering menganggu bahkan merusak suasana maupun kegiatan mereka. Namun begitu selalu bisa menghalau juga menghindari kejahilan kumpulan Bolo-Bolo tanpa kekerasan maupun kemarahan.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi