Dewiku.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa kondisi pasar dan ekonomi global maupun domestik pada tahun 2023 banyak mengalami gejolak dan kejutan, namun tetap memberikan perkembangan positif di sektor pasar modal. Hal ini terlihat dari minat masyarakat untuk melakukan investasi yang masih tinggi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana, meningkat sebesar 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor pada tahun lalu.
Jakpat melakukan survei terhadap 2.088 responden di seluruh Indonesia tentang tren investasi, baik bagi mereka yang sudah memiliki maupun yang berencana untuk berinvestasi. Hasilnya, diketahui bahwa 3 dari 4 orang pernah punya investasi.
"Setiap tahun selalu ada pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal, baik saham maupun reksa dana. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini masih mendominasi, namun penguasaan asetnya tidak sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang," ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com, belum lama ini.
Rutin Mengelola Investasi
Terkait awal mula, 43% responden mengaku mulai berinvestasi di usia 20-an, sedangkan lainnya mengawalinya di usia 30-34 tahun dengan persentase 20%. Lalu, 44% orang sudah berinvestasi selama lebih dari 2 tahun, sementara 1 dari 5 orang mulai rutin berinvestasi selama kurang dari 6 bulan.
Berbicara soal sumber dana investasi, hampir 60% responden menyatakan berasal dari gaji. Sumber lainnya adalah tabungan (53%) dan bonus (46%). Lebih dari 50% orang menginvestasikan 10-30% dari pendapatan mereka tiap bulan.
"Minat yang tinggi untuk berinvestasi tampaknya juga diikuti dengan literasi yang cukup tentang investasi. Hal ini terlihat dari besarnya alokasi dana investasi dari total pendapatan bulanan yang tidak terlalu besar, namun yang penting hal ini rutin dilakukan setiap bulan," papar Aska.
"Selain itu tampaknya mereka juga dapat memisahkan mana uang panas dan mana uang dingin yang bisa dipakai untuk investasi," imbuhnya.
Baca Juga
Lebih dari 40% responden mendapatkan informasi terkait produk-produk investasi dari rekomendasi orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau kerabat. Sebagian lainnya mengandalkan media sosial, seperti akun Youtube para profesional atau reviewer (27%) dan website resmi penyedia produk investasi (26%).
Platform Investasi Digital
Selain tabungan emas, platform penyedia investasi yang juga banyak digunakan adalah reksa dana (16%) dan mata uang kripto/cryptocurrency (13%). Saham dan obligasi/sukuk ritel/Surat Berharga Nasional (SBN) juga diminati.
Bibit merupakan platform yang paling banyak digunakan untuk investasi digital, yaitu untuk reksa dana (62%), saham (46%), dan obligasi (62%). Di sisi lain, layanan keuangan digital DANA juga umum digunakan sebagai platform investasi yakni pada tabungan emas (30%) dan reksa dana (23%).
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'