ragam

Kenapa Kita Susah Turunkan Berat Badan? Ternyata Masalahnya Ada di Otak!

Pakar ungkap fakta penyebab sebagian besar obesitas, yang ternyata bukan sekadar banyak makan dan kurang olahraga.

Vania Rossa
Jumat, 13 Desember 2024 | 13:57 WIB

Hampir sebagian besar perempuan pasti pernah bertanya-tanya, kenapa, sih, susah banget nurunin berat badan? Padahal sudah diet ketat dan olahraga rutin pula. Ternyata, penyebab obesitas itu tidak sesederhana yang kita kira, lho!

Bukan Cuma Soal Makan Terus

Selama ini, kita sering mendengar kalau obesitas itu penyebabnya karena makan terlalu banyak dan kurang olahraga. Tapi, para ahli kesehatan punya pandangan yang lebih kompleks.

Baca Juga: Jam Koma, Virus Produktivitas yang Diam-diam Mengintai

Ya, ternyata, ada banyak faktor lain yang ikut berperan, misalnya genetik. Ada beberapa gen yang membuat seseorang lebih mudah gemuk dibandingkan orang lain. Jadi, kalau di keluarga kamu banyak yang bertubuh besar, kemungkinan kamu juga punya kecenderungan yang sama.

Namun, selain faktor genetik, pola hidup, dan pola makan yang tidak sehat, obesitas juga bisa muncul akibat adanya gangguan kontrol diri di pikiran kita. 

Apa maksudnya? 

Baca Juga: Perjuangan Melawan KDRT dan Memutus Trauma dalam Film It Ends With Us

CEO dan pendiri Light Group, dr. Grace Judio-Kahl MSc, MH, CHt, Dipl.AAAM, memberi penjelasan berikut.

"Kesimpulan bahwa sebagian besar obesitas muncul karena problem otak, saya temukan saat mengawali karier di sebuah perusahaan farmasi Swiss di Jakarta. Saat itu, saya menjadi konsultan program penurunan berat badan. Ini artinya, akar persoalan dari kasus tersebut terletak di otak," katanya di sela-sela perayaan ulang tahun kliniknya, LightHouse, yang ke-20 di Jakarta, belum lama ini.

Loading...

Jadi, bagaimana cara menangani obesitas? Dr. Grace Judio-Kahl menyimpulkan bahwa masalah kelebihan berat badan tidak bisa diatasi hanya dengan diet, olahraga, atau minum obat.

"Tapi perilaku dan mindset (pola pikir) juga harus diubah lewat edukasi, karena akar persoalannya justru di otak," jelasnya.

Penanganan secara komprehensif itulah yang diterapkan di kliniknya selama 20 tahun berdiri dalam menangani pasien yang mengalami obesitas. 

Dan, merayakan dua dekade berdiri, dihadirkanlah LIGHT 20th Journey “1 Million Lost, 90.000 Found” di Central Park Mall yang berlangsung sejak 9-15 Desember 2024. Di sini, selain para pengunjung dapat mencoba berbagai produk dan konsultasi layanan unggulan Light Group, juga terdapat instalasi seni patung dari campuran lemak tubuh dan cat.

Ada 100 patung miniatur tubuh manusia yang menampilkan berbagai macam timbunan lemak di tubuh akibat gaya hidup atau kondisi medis, gang merupakan hasil kolaborasi dengan seniman Widyasena Nurrachmat. 

Daya tarik dari instalasi seni ini terletak di media pencampuran lemak tubuh dan material cat yang merupakan pertama di Indonesia. Instalasi ini dibuat dengan persetujuan penuh dari semua pasien yang terlibat dan menekankan pentingnya kolaborasi etis.

Baca Juga: Mati Rasa atau Meledak-Ledak: Bagaimana Cara Kamu Mengelola Stres?

"Instalasi ini bukan sekadar representasi visual, tetapi juga melambangkan perjalanan Light Group dalam menangani pasien dengan permasalahan berat badan dan perjalanan menuju gaya hidup sehat yang bervariasi,” demkian dikatakan Chief Marketing Officer dari Light Group, Anna Wibowo, 

ragam

Jam Koma, Virus Produktivitas yang Diam-diam Mengintai

Jam koma merupakan sinyal dari tubuh untuk lebih memperhatikan pola hidup.

ragam

Mati Rasa atau Meledak-Ledak: Bagaimana Cara Kamu Mengelola Stres?

Setiap orang memiliki cara yang unik untuk mengatasi stres. Ada yang memilih diam seribu bahasa dan menjauh dari lingkungan, dan ada juga yang meledak-ledak. Kamu yang mana?

ragam

Bukan Soal Introvert atau Ekstrovert, Begini Strategi Mencari Teman Menurut Sains

Ternyata, proses berteman itu bisa dijelaskan secara ilmiah. Buat kamu yang merasa susah berteman, simak, deh, cara berteman yang sudah di-approve para ahli.

ragam

Journaling: Nulis Diary ala Zaman Now, Terapi Gratis untuk Kesehatan Mental

Siapa yang suka nulis diary zaman sekolah dulu? Yuk, teruskan kebiasaan ini, karena ternyata bisa jadi terapi gratis buat kesehatan mental, lho!

ragam

Quarter-Life Crisis: Ketika Ketidakpastian Membayangi Fase Awal Dewasa

Galau dan bimbang ketika memasuki usia 20-an? Mungkin kamu sedang mengalami fase quarter life crisis.

ragam

Kehadiran Kakek-Nenek Bisa Jadi Sumber Kekuatan Bagi Kesehatan Mental Ibu

Jangan abaikan kakek dan nenek, karena kehadiran mereka adalah anugerah yang tiada tara bagi seorang perempuan ketika telah menjadi ibu.