Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Setiap kali kita mencicipi masakan ibu, rasanya selalu ada sesuatu yang istimewa.
Entah itu sepiring nasi goreng sederhana, semangkuk sup hangat, atau sambal pedas yang menemani makan siang. Masakan ibu seperti punya sentuhan ajaib yang sulit dijelaskan, karena rasanya yang selalu membawa kenangan dan kenyamanan.
Ternyata, ada alasan psikologis di balik perasaan mengapa kita selalu terkenang dengan masakan ibu, dan kangen untuk mencicipinya lagi setelah sekian lama.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Birds Eye, mengungkapkan bahwa 58% orang lebih menikmati makanan yang dibuat dengan cinta dan perhatian. Artinya, elemen emosional seperti kasih sayang dan dedikasi saat memasak dapat meningkatkan cita rasa makanan.
Baca Juga
-
Identik dengan Liburan, 9 Parfum Aroma Fruity Floral Ini Cocok Kamu Bawa Traveling
-
Setop Overprotektif, Anak Juga Perlu Belajar dari Kegagalan untuk Tumbuh Mandiri
-
Setiap Pilihan Hidup Layak Dihormati, Termasuk saat Memilih Childfree
-
Ide Liburan Menarik Akhir Tahun, Dinner Mewah di Hotel Tepi Danau Bisa Jadi Pilihan
-
Berenang Lebih Asyik dengan Musik: Rahasia Nikmati Olahraga Tanpa Bosan
-
Bulldozer Parenting: Kasih Sayang yang Mengikis Kemandirian Anak?
Menurut psikolog asal Inggris, Christy Fergusson, masakan rumah yang dibuat dengan penuh perhatian oleh anggota keluarga—terutama ibu—memiliki keunggulan tersendiri. Selain lebih sehat karena bahan, porsi, dan bumbu yang digunakan dapat dikontrol dengan baik, masakan ibu juga memiliki nilai emosional yang mendalam.
"Masakan ibu bukan hanya soal rasa, tapi juga perasaan yang tertanam di dalamnya. Ketika dewasa, kita sering menyadari bahwa kehangatan dan perhatian ibu saat memasak adalah bagian dari kenangan masa kecil yang membuat masakan itu terasa istimewa," ujar Fergusson, seperti dilansir dari University Herald.
“Soto betawi masakan ibu paling enak, rasanya bisa ngalahin restoran bintang lima, karena setiap suapannya tuh ngingetin sama rumah. Gak cuma soal rasa, tapi juga ada kenangan masa kecil!” ujar Gita, Kamis (19/12).
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa masakan ibu memiliki kekuatan untuk menciptakan hubungan emosional yang kuat dalam keluarga. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Appetite mengungkapkan bahwa makanan rumahan sering kali menjadi simbol kasih sayang dan kehangatan, terutama bagi anak-anak.
Setiap hidangan yang disiapkan ibu menjadi semacam bahasa cinta yang tidak membutuhkan kata-kata, tetapi mampu menyampaikan perasaan yang mendalam.
Rahasia kelezatan masakan ibu ternyata bukan hanya terletak pada bahan dan bumbu, tetapi juga pada cinta dan waktu yang dicurahkan saat memasaknya.
Seperti ungkapan it’s a memory on a plate, setiap masakan ibu pasti akan selalu membawa cerita dan kehangatan yang sulit tergantikan.
(Humaira Ratu Nugraha)
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women