Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - "Kenapa nggak ikuti saran Ibu? Kan Ibu tahu yang terbaik untuk kalian."
Kalimat seperti ini mungkin terdengar biasa dalam hubungan mertua dan menantu. Dan meski disampaikan dengan senyuman manis, kalimat tersebut kadang dianggap memiliki makna tersembunyi.
Apa Itu Sifat Narsistik?
Baca Juga
-
Mengenal Gamophobia: Ketika Pernikahan Menjadi Mimpi Buruk
-
Trophy Wife, Simbol Status atau Stereotip Merendahkan?
-
Apa Itu YONO yang Diprediksi Gantikan Gaya Hidup YOLO di Tahun 2025?
-
Ketakutan Kolektif atau Realitas? Soal Tren #MarriageIsScary di Kalangan Anak Muda
-
Jam Koma, Virus Produktivitas yang Diam-diam Mengintai
-
Mau Ikutan Medical Check Up Gratis dari Pemerintah? Ini 7 Hal yang Harus Dipersiapkan
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan sifat narsistik.
Dalam dunia psikologi, narsisme mengacu pada sifat yang cenderung fokus pada diri sendiri, kurang empati, dan sering kali memanipulasi orang lain demi kepentingannya sendiri.
Natalie Jambazian, LMFT, Spesialis Narcissist Abuse Recovery, menyebutkan bahwa narsisme berada dalam spektrum yang cukup luas.
Artinya, seseorang tidak harus memiliki diagnosis formal Narcissistic Personality Disorder (NPD) untuk menunjukkan sifat-sifat narsistik.
“Beberapa tanda penting yang bisa kamu amati, Ciri-ciri seperti tidak pernah merasa bersalah, sulit menerima tanggung jawab, dan ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka." ucap Natalie, dilansir dari Verywellmind.
Ciri-ciri Mertua Narsistik
Menghadapi ibu mertua yang memiliki sifat narsistik bisa menjadi tantangan tersendiri. Sebab, sifat narsistik sering kali membuat seseorang hanya fokus pada dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain.
Menurut Terapis Leanna Stockard, ada beberapa ciri khas yang sering muncul pada ibu mertua dengan sifat narsistik:
- Memikat di awal, tapi hanya untuk mendapatkan persetujuan. Mereka tampak sangat ramah dan suportif di awal, namun perilakunya berubah setelah merasa lebih akrab.
- Tidak menghormati batasan. Mereka mencampuri urusan pribadi, seperti keputusan rumah tangga atau gaya pengasuhan anak.
- Menggunakan manipulasi emosional. Sering kali menggunakan rasa bersalah, bermain peran sebagai korban, atau bahkan menciptakan konflik antar anggota keluarga.
- Sulit menerima tanggung jawab. Jika ada masalah, mereka cenderung menyalahkan orang lain dan tidak pernah mengakui kesalahan.
- Menuntut perhatian dan pengakuan. Mereka sering merasa harus menjadi pusat perhatian dalam keluarga, bahkan jika itu berarti mengorbankan perasaan orang lain.
"Ini bisa terlihat dalambentuk menghindari kesalahan, mengabaikan tanggung jawab pribadi, bertindak egois, menggunakan taktik manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan tidak mampu melihat sudut pandang orang lain." ujar Leanna Stockard.
Mengelola Hubungan dengan Mertua Narsistik
Leanna Stockard mengakatakan, berurusan dengan ibu mertua narsistik bisa sangat melelahkan secara emosional dan psikologis, terutama jika pasangan kamu menyangkal hal ini.
"Harus terus-menerus membuktikan diri, merasa cemas, atau tidak tahu apa yang diharapkan dari ibu mertua bisa merusak kesehatan mental Anda." ujarnya.
Kunci menghadapi situasi ini adalah menetapkan batasan yang tegas namun tetap sopan.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu terapkan:
Komunikasikan Batasan dengan Jelas
Contohnya, jika ibu mertua sering mencampuri urusan rumah tangga, katakan dengan sopan, “Kami sangat menghargai masukan Ibu, tapi kami ingin mencoba mengambil keputusan ini sendiri.”
Belajar Mengatakan “Tidak” dengan Tegas
Kamu tidak perlu merasa bersalah untuk menolak permintaannya. Karena, menjaga kesehatan mental kamu merupakan prioritas utama.
Batasi Interaksi Jika Diperlukan
Jika interaksi terlalu sering membuat stres, batasi pertemuan dalam situasi tertentu, seperti hanya di acara keluarga atau tempat umum.
Jangan Bereaksi Berlebihan
Ibu mertua narsistik sering kali memancing reaksi emosional. Tetaplah tenang dan jangan menunjukkan frustrasi di depannya.
Libatkan Pasangan
Pastikan pasangan kamu memahami situasi ini dan mendukung kamu. Komunikasi yang baik dengan pasangan akan membantu kamu menghadapi tantangan ini bersama.
Menghadapi ibu mertua yang narsistik terasa menantang, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa menjaga keseimbangan dalam hubungan dan tetap merasa nyaman.
Ingat, kamu berhak untuk menetapkan batasan demi kebaikan dirimu dan keluarga.
Penulis: Humaira Ratu Nugraha
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri