
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pernikahan adalah sebuah komitmen yang indah, tetapi tidak jarang juga diwarnai dengan berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi oleh pasangan suami istri adalah marriage burnout. Memang apa, sih, marriage burnout?
Marriage burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang dialami dalam hubungan pernikahan. Kondisi ini ditandai dengan perasaan jenuh, kehilangan minat, dan ketidakpuasan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Marriage burnout bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia pernikahan atau status sosial.
Penyebabnya tentu saja ada banyak faktor, di antaranya komunikasi yang buruk, kurangnya waktu berkualitas, hingga tekanan hidup seperti masalah keuangan, pekerjaan, atau mengurus anak yang dapat memicu stres dan kelelahan.
Burnout dalam pernikahan ini datangnya tidak tiba-tiba, melainkan ada tanda-tanda yang sebenarnya bisa disadari sejak awal, misalnya:
Baca Juga
-
Dibayangi Patriarki, Dihantui Misogini: Realitas Pahit Perempuan di Masyarakat
-
Terjebak di Zona Nyaman? Learn to Unlearn Jadi Kunci Selamat di Era Digital
-
Gangguan Sensorik Ternyata Bikin Anak Sulit Beradaptasi Hingga Rentan Di-Bully
-
Era Digital, Era Kompetisi: 6 Karakter yang Harus Dimiliki Anak Muda agar Sukses
-
Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
-
Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Merasa lelah dan jenuh dengan pernikahan
- Kehilangan minat atau gairah dalam berhubungan dengan pasangan
- Sering merasa kesal atau marah pada pasangan
- Menghindari interaksi atau komunikasi dengan pasangan
- Merasa tidak dihargai atau tidak dicintai
- Memiliki pikiran untuk berpisah atau bercerai
Cara Mengatasi Marriage Burnout
Pernikahanmu mengalami tanda-tanda marriage burnout? Coba lakukan beberapa cara ini untuk mengatasinya:
1. Komunikasi terbuka
Bicarakan perasaanmu dengan pasangan secara jujur dan terbuka. Sebaliknya, dengarkan juga apa yang pasanganmu rasakan.
2. Cari waktu berkualitas
Usahakan untuk menyisihkan waktu berkualitas untuk dihabiskan bersama pasangan, meskipun hanya sebentar.
3. Lakukan kegiatan bersama
Cari kegiatan yang bisa kamu nikmati bersama pasangan, seperti berolahraga, memasak, atau menonton film.
4. Beri perhatian dan apresiasi
Tunjukkan perhatian dan apresiasi kepada pasangan atas hal-hal kecil yang mereka lakukan.
5. Jangan ragu mencari bantuan profesional
Jika marriage burnout sudah sangat parah, jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor pernikahan atau psikolog, ya.
Marriage burnout adalah masalah yang umum terjadi dalam pernikahan. Dengan komunikasi yang baik, saling pengertian, dan usaha untuk mengatasi masalah bersama, percayalah kamu dan pasangan dapat melewati masa-masa sulit ini dan membangun kembali hubungan yang lebih kuat dan bahagia.
Terkini
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum