Senin, 10 Maret 2025
Vania Rossa : Minggu, 09 Maret 2025 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Pap smear merupakan pemeriksaan penting dalam mendeteksi dini kanker serviks, yang menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan perempuan. 

Prosedur pemeriksaan ini berfungsi untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal di serviks sebelum berkembang menjadi kanker, sehingga dapat ditangani lebih awal. 

Sayangnya, di Indonesia, kesadaran mengenai pentingnya pap smear masih tergolong rendah. Banyak perempuan enggan menjalani pemeriksaan ini karena berbagai alasan, mulai dari rasa malu hingga kurangnya informasi yang memadai.

Dr. Selly Anggreani, dokter obgyn di Rumah Sakit Ibu dan Anak Buah Hati Pamulang, menekankan pentingnya deteksi dini dalam mencegah kanker serviks. 

"Pap smear adalah salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi perubahan sel di serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Semakin dini ditemukan, semakin besar peluang untuk mencegah kondisi yang lebih serius," jelasnya kepada Dewiku beberapa waktu lalu.

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia. Data dari Global Cancer Observatory tahun 2020 menunjukkan bahwa lebih dari 36.000 kasus baru kanker serviks ditemukan setiap tahunnya, dengan lebih dari 21.000 kasus berakhir dengan kematian. 

Infeksi Human Papillomavirus (HPV) menjadi penyebab utama penyakit ini, dan sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas. 

Namun, rendahnya kesadaran dan berbagai stigma yang masih melekat membuat banyak perempuan menunda atau bahkan menolak pemeriksaan ini.

Dr. Selly Anggreani menegaskan bahwa deteksi dini adalah langkah krusial dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks. 

"Banyak pasien yang datang sudah dalam kondisi stadium lanjut, padahal jika melakukan skrining sejak dini, kemungkinan untuk sembuh jauh lebih besar," tambahnya.

Meskipun pap smear merupakan prosedur medis yang aman dan bermanfaat, masih banyak perempuan di Indonesia yang enggan menjalaninya.

Salah satu alasan utama adalah rasa malu dan takut. Karena prosedur ini melibatkan pemeriksaan area intim, banyak perempuan merasa tidak nyaman atau khawatir akan rasa sakit serta ketidaknyamanan selama pemeriksaan. 

Ketakutan ini sering kali diperburuk oleh kurangnya pemahaman mengenai proses pap smear itu sendiri. Dr. Selly juga menyebutkan faktor yang menjadi alasan mengapa banyak perempuan yang tidak menjalani pemerikasaan pap smear. Menurutnya, kurangnya edukasi menjadi faktor utama. 

“Kurangnya edukasi menjadi faktor utama pap smear masih jarang dilakukan. Banyak perempuan mengira bahwa pemeriksaan ini hanya diperlukan bagi mereka yang telah menikah atau mengalami keluhan tertentu. Padahal, pap smear direkomendasikan bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual untuk mendeteksi dini risiko kanker serviks,” ungkapnya. 

Minimnya informasi yang tersedia membuat perempuan ragu atau bahkan tidak menyadari pentingnya pemeriksaan ini dalam menjaga kesehatan reproduksi mereka.

Tak hanya itu, stigma sosial juga berperan dalam rendahnya kesadaran akan pap smear. Di beberapa komunitas, pembicaraan mengenai kesehatan reproduksi masih dianggap tabu, sehingga perempuan enggan mencari informasi atau berdiskusi tentang pemeriksaan ini. 

Selain itu, keterbatasan akses dan biaya juga menjadi kendala. Tidak semua perempuan memiliki fasilitas kesehatan terdekat yang menyediakan layanan pap smear, terutama di daerah terpencil. 

Pap smear bukan hanya sekadar prosedur medis, tetapi merupakan langkah preventif yang dapat menyelamatkan banyak nyawa. 

Dengan meningkatkan kesadaran, membangun pemahaman yang lebih baik, dan menghilangkan stigma yang masih melekat, perempuan dapat lebih berani untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka.

Dr. Selly Anggreani mengingatkan bahwa perempuan tidak boleh menunda pemeriksaan ini. Pemeriksaan pap smear ini bisa didapatkan secara gratis di puskesmas, klinik, atau rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

"Jangan takut atau malu untuk melakukan pap smear. Kesehatan kita merupakan tanggung jawab kita sendiri, dan deteksi dini bisa membuat perbedaan besar dalam kehidupan kita," tutupnya.

Kini, saatnya melawan tabu pap smear dan memastikan setiap perempuan memiliki akses ke pemeriksaan yang dapat menyelamatkan nyawa. 

Dengan langkah ini, kita bisa menekan angka kanker serviks dan memberikan harapan hidup yang lebih baik bagi perempuan Indonesia.

(Humaira Ratu)

BACA SELANJUTNYA

Tingkat Kesembuhan Kanker Darah Meningkat Drastis, Apa Rahasianya?