Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Belakangan, istilah "fake hero" tengah marak di media sosial. Ini mengacu pada individu atau kelompok yang bersikap layaknya pahlawan, namun sebenarnya memiliki motivasi yang tersembunyi atau bahkan merugikan orang lain.
Fake hero bisa muncul dalam berbagai bentuk dan profesi. Misalnya politikus yang berjanji akan membela kepentingan rakyat, namun sebenarnya hanya mencari kekuasaan dan kekayaan.
Bahkan, fake hero bisa jadi orang terdekat kita, seperti teman, keluarga, atau pasangan yang berpura-pura baik, namun sebenarnya hanya sekadar memanfaatkan kita.
Fake hero muncul di era modern yang serba cepat dan penuh informasi, di mana kemampuan untuk membangun citra yang positif di mata publik menjadi semakin penting, terutama bagi mereka yang berada dalam lingkaran kekuasaan.
Baca Juga
-
Lebih dari Sekadar Mager: Kenali Clinomania, Ketika Rebahan Menjadi Candu yang Mengkhawatirkan
-
Anti Miskom dengan Pasangan: Ini Tips Berkomunikasi Berdasarkan Tipe Kepribadian MBTI
-
Laki-Laki dengan Provider Mindset: Jaminan Kebahagiaan atau Sekadar Fantasi?
-
Bukan Cuma Lelah Kerja, Pernikahan Juga Bisa Bikin Burnout
-
Mengenal Istilah DINK, Benarkah Sama dengan Konsep Childfree?
-
Nggak Cuma Dinner Romantis, 7 Film Ini Juga Cocok untuk Menemani Hari Valentine Kamu
Namun, sayangnya, tidak semua citra yang ditampilkan itu sesuai dengan kenyataan. Fenomena pencitraan semu pun akhirnya menjadi semakin marak, di mana individu atau kelompok tertentu berusaha menciptakan kesan yang baik dan heroik di mata publik, padahal kenyataannya mereka memiliki agenda tersembunyi atau bahkan merugikan orang lain.
Ciri-Ciri Fake Hero
Fake hero yang seringkali memiliki agenda tersembunyi di balik tindakan "kepahlawanan" mereka, memiliki beberapa ciri umum berikut:
- Tidak Konsisten: Tindakan fake hero tidak konsisten dengan nilai-nilai kepahlawanan yang sebenarnya. Mereka mungkin hanya bertindak baik di depan publik, namun bersikap buruk di belakang layar.
- Tidak Bertanggung Jawab: Fake hero cenderung menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka akan mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.
- Egois: Fake hero lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Mereka tidak ragu untuk mengorbankan orang lain demi kepentingan mereka sendiri.
- Manipulatif: Fake hero seringkali menggunakan taktik manipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka bisa berpura-pura baik, namun sebenarnya sedang memanfaatkan orang lain.
Jadi, apa yang bisa dilakukan ketika berada di tengah fake hero? Yang pasti, jangan biarkan fake hero memanfaatkan atau merugikanmu. Ketika kamu merasa tidak nyaman dengan seseorang, jangan ragu untuk menjauhi mereka.
Terkini
- Adakah Dampak Cancel Culture dalam Tragedi Kematian Kim Sae Ron?
- Hati-Hati Humblebragging: Fenomena Pamer Halus di Balik Kedok Rendah Hati
- Fenomena Sadfishing, Tren Pamer Air Mata di Media Sosial
- Mengupas Ketidakadilan Kelas dan Gender dalam Drakor The Tale of Lady Ok
- Hidup Penuh Kejutan, Perlindungan Finansial untuk Keluarga Harus Jadi Prioritas
- TBM jadi Oase di Kolong Jembatan, Bukti Literasi Bisa Tumbuh di Mana Saja
- Love Scam Gara-Gara AI, Semakin Sulit Membedakan Antara Cinta yang Tulus dan Penipuan
- Di Balik Aroma Parfum, Ada Pesan Tak Terucap Tentang Diri Anda
- Terancam Naik, UKT Perguruan Tinggi Makin Berat di Kantong Mahasiswa
- Apakah Normal Merasa Tak Cocok dengan Hasil Personal Color?