
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pasangan yang pengertian menjadi harapan banyak orang. Namun, tak jarang orang yang justru mendapatkan pasangan posesif hingga terjebak hubungan asmara beracun.
Posesif merupakan tanda bahwa pasangan merasa tidak aman, tidak percaya, dan sangat ingin mengendalikan segalanya. Seiring waktu, pendekatan yang tidak sehat ini dapat berkembang menjadi pelecehan emosional.
Jika pasangan bersikap posesif, Hal terbaik yang harus kamu lakukan adalah menyampaikan ketidaknyamanmu dan memperjelas batasan. Utamakan komunikasi dua arah. Jika tidak bisa melakukannya secara mandiri, cari bantuan profesional.
Lalu, apa saja tanda pasangan posesif? Melansir Bustle, inilah beberapa cirinya.
Baca Juga
-
Jadi Korban Ghosting? Ini 4 Cara Mengatasinya
-
Resep Kue Muffin, Teksturnya Lembut Manisnya Pas
-
Resep Cakwe Lembut Enak ala Abang-Abang, Cocok untuk Ide Usaha Rumahan
-
Hasil Survei: 76 Persen Jomblo di Indonesia Merasa Kesepian
-
7 Tips Mengatasi Kesepian Tanpa Pasangan, Malah Bukan Buru-Buru Cari Jodoh

Mengirim pesan chat tanpa henti
Jika kamu menerima ratusan chat dan panggilan tak terjawab dari pasangan, ini bisa termasuk tanda bahaya. Artinya, dia tak bisa mempercayaimu saat tidak bersamanya.
Dia ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam hidupmu, bahkan saat kamu dan dia terpisah secara fisik. Dia tak menghormati batasan pribadimu dan suka membuatmu terganggu.
Marah saat kamu bertemu temanmu
Pasangan yang posesif selalu merasa takut setiap kali kamu bersenang-senang tanpa dirinya. Dia bisa saja marah-marah hanya karena kamu memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-temanmu.
Sangat mudah cemburu
Dia bisa cemburu karena begitu banyak hal, bahkan sesuatu yang sangat sepele. Dia mungkin juga cemburu dengan masa lalu percintaanmu. Jenis cemburu ini sangat toksik dan layak dijadikan alasan terkuat untuk mengakhiri hubungan asama.
Punya harapan yang tak realistis
Saat kamu melihatnya ingin selalu bisa terhubung denganmu setiap waktu, awalnya mungkin terasa romantis dan menyenangkan. Kamu senang karena pasangan tampak sangat peduli denganmu.
Namun, kebiasaan itu justru bisa berkembang menjadi bagian dari hubungan yang tidak sehat. Bagaimanapun, kamu tetap memerlukan jarak waktu dan ruang untuk diri sendiri meski telah menjalin hubungan.
Menghalangimu mencapai tujuan hidup
Pasangan yang baik ingin melihatmu menjadi versi terbaik, bukannya malah terlalu membatasi gerakmu untuk berkembang. Jika dia posesif, apa yang dilakukan adalah sebaliknya. Dia malah akan menghalangi langkahmu. Itu karena dia takut jika kamu tumbuh atau berubah, kamu mungkin bakal meninggalkannya.
Terkini
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah