Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Gen Z, yang sering disebut sebagai generasi muda, sebenarnya sudah mulai memasuki usia dewasa. Pada tahun 2025, usia tertua Gen Z akan berusia 28 tahun. Meski generasi ini mulai memiliki penghasilan sendiri dan hidup mandiri, mereka menghadapi tantangan unik di era modern. Sebuah survei mengungkapkan bahwa sebagian besar Gen Z merasa khawatir tentang masa depan mereka, dan kecemasan ini berdampak signifikan pada kesehatan mental.
Jakpat melakukan survei kepada 1.155 Gen Z yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memahami karakteristik dan perilaku mereka. Dari hasil survei, didapat fakta menarik mengenai gaya hidup, kebiasaan konsumsi, hingga kesehatan mental mereka.
Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumsi
Pada waktu luang, Gen Z banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget, seperti menjelajahi media sosial (63%), menonton film (57%), mendengarkan musik atau podcast (55%), dan bermain gim (53%).
Baca Juga
-
Mau Kuliah atau Kerja, Apa yang Harus Dipersiapkan Saat Pindah ke Luar Negeri?
-
Stunting Ternyata Bisa Dialami Anak dari Keluarga Mampu, Kok Bisa?
-
4 Fakta Menarik Budaya Kencan di Asia: Perempuan Indonesia Lebih Materialistis?
-
Gestur Kontroversial Elon Musk dalam Pidato Trump: Tanda Salam Nazi yang Memicu Perdebatan
-
No Buy Challenge, 5 Tips yang Bikin Kamu Lebih Hemat di Tahun 2025
-
Soal Kampus Boleh Kelola Tambang, Demi Inovasi atau Cuan?
Media sosial yang paling populer di kalangan Gen Z adalah Instagram, TikTok, dan YouTube, yang cenderung lebih banyak digunakan oleh perempuan.
Kemudian, sebanyak 49% Gen Z mengonsumsi makanan siap saji 1–2 kali dalam seminggu. Dan hampir setengah dari mereka juga mengonsumsi minuman manis 1–3 kali dalam sehari. Meski memiliki pola makan dan minum seperti itu, faktanya 42% dari mereka mengaku khawatir terhadap risiko penyakit, terutama diabetes.
Sebanyak 78% Gen Z mengonsumsi kopi, dengan waktu paling populer untuk meminumnya adalah antara pukul 18.00–21.00, sebagaimana diakui oleh 33% responden. Dan saat membeli kopi, faktor utama yang dipertimbangkan adalah harga (47%), rasa (46%), dan keamanan bagi lambung (34%).
“Kopi telah menjadi social media statement bagi Gen Z. Banyak dari mereka yang masih duduk di bangku kuliah atau baru memulai karier, sehingga harga menjadi faktor penting,” ujar Septiana.
Kesehatan Mental
Dan inilah bagian yang paling menarik. Dari berbagai jenis gangguan mental, 3 dari 5 Gen Z mengaku sering mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba (mood swing). Lebih dari separuh Gen Z juga mengaku mengalami gangguan tidur, baik kesulitan tidur maupun tidur berlebih.
Adapun alasan gangguan mental di kalangan Gen Z sangat beragam. Sebanyak 60% mengaku khawatir terhadap masa depan, sementara 57% merasa tertekan akibat masalah keuangan. Selain itu, 54% Gen Z yang telah memiliki anak mengaku stres karena kurangnya waktu untuk diri sendiri.
Masalah kesehatan mental pada Gen Z turut disoroti oleh Septiana, yang mengatakan, “Produk dengan solusi praktis, baik berupa produk fisik maupun layanan digital yang berfokus pada kesehatan mental, berpotensi menarik perhatian konsumen Gen Z. Contohnya adalah aplikasi meditasi, suplemen untuk mendukung mood atau tidur, aromaterapi, minuman dan makanan yang diklaim dapat membantu relaksasi, serta produk pengurang stres seperti teh herbal dan camilan berbasis adaptogen.”
Nah, buat kamu yang mengaku Gen Z, kecemasan apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri