Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Menstruasi merupakan siklus bulanan pada perempuan usia subur yang pasti terjadi. Periode keluarnya lapisan darah melalui alat reproduksi wanita yang berasal dari dinding rahim ini membuat perempuan membutuhkan berbagai produk kesehatan yang penting untuk menjaga organ reproduksi dan kesehatan tubuhnya.
Namun faktanya, tak semua perempuan memiliki akses yang memadai terhadap produk kebersihan menstruasi, seperti pembalut atau tampon, serta informasi dan fasilitas sanitasi yang layak. Kondisi ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial yang berdampak pada kualitas hidup perempuan.
Kondisi di mana masih banyaknya perempuan yang belum memiliki hak tersebut dengan layak karena keterbelakangan ekonomi, disebut dengan period poverty.
Period poverty merupakan isu global yang mencerminkan keterbatasan akses perempuan terhadap sanitasi serta edukasi terkait kebersihan menstruasi.
Baca Juga
-
Stigma Negatif pada Tubuh Gemuk, Mengapa Kita Harus Bicara Tentang Fatphobia?
-
Polemik Tes Kehamilan di Sekolah: Pelanggaran Privasi atau Upaya Pencegahan?
-
Rahasia Mengelola Penghasilan Kecil agar Bisa Meraih Kebebasan Finansial
-
Memahami Akar Masalah Filisida: Mengapa Orang Tua Membunuh Anak Mereka?
-
Keuangan Aman Untuk Mama Muda: Panduan dari Alexandra Askandar, Wakil Presiden Direktur Bank Mandiri
-
Physical Touch: Bahasa Cinta yang Tak Identik dengan Seks
Isu ini tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan pembalut atau tampon, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain yang berhubungan dengan menstruasi.
Menurut data dari World Bank, sekitar 500 juta orang di seluruh dunia diperkirakan mengalami kesulitan dalam memperoleh produk menstruasi dan fasilitas yang layak untuk menjaga kebersihan selama menstruasi.
"Meski menstruasi adalah bagian kehidupan yang normal dan sehat bagi sebagian besar perempuan dan anak perempuan, tapi di banyak masyarakat, pengalaman menstruasi masih dibatasi oleh tabu budaya dan normal-normal sosial yang diskriminatif," tulis World Bank.
Kemiskinan menjadi salah satu hal yang paling disorot dalam period poverty, di mana harga jual pembalut disebut menjadi salah satu masalahnya.
Kesehatan dan Kebersihan
Dilansir dari Medical News Today, orang yang tidak memiliki akses terhadap produk menstruasi dilaporkan menggunakan kain bekas, tisu toilet, atau popok bayi sebagai alternatif.
Selain itu, beberapa orang terpaksa menggunakan produk menstruasi yang mereka miliki lebih lama dari waktu yang dianjurkan.
Penggunaan alternatif tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi urogenital, yaitu infeksi pada sistem kemih dan genital, termasuk infeksi saluran kemih serta bacterial vaginosis.
Bagaimana Cara Mengakhiri Period Poverty?
Menurut Medical News Today, period poverty merupakan krisis kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Untuk mengatasi period poverty, diperlukan langkah-langkah berikut:
- Dukungan pemerintah dalam penyediaan fasilitas dan produk menstruasi yang terjangkau.
- Edukasi tanpa stigma di sekolah, komunitas, dan organisasi.
- Peran sektor swasta dalam menyediakan fasilitas, produk, dan edukasi menstruasi.
- Program bantuan berbasis penelitian untuk memberikan edukasi dan produk bagi yang membutuhkan.
- Riset lebih lanjut untuk memahami dampak dan solusi period poverty.
- Kebijakan yang mendukung, termasuk pengurangan pajak pada produk menstruasi.
Period poverty adalah masalah serius yang berdampak pada kualitas hidup perempuan. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan akses yang lebih baik, dan mengubah stigma negatif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perempuan selama menstruasi.
(Nurul Lutfia)
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri