
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Dalam dunia kencan modern, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah "ghosting", yaitu menghilang tanpa kabar. Namun, ada fenomena yang lebih menyeramkan, yaitu "zombieing". Zombieing adalah ketika mantan yang sudah lama menghilang tiba-tiba muncul kembali tanpa penjelasan, seperti zombie yang bangkit dari kubur.
Fenomena Zombieing, istilah yang muncul ketika seseorang yang secara tiba-tiba menghilang, kemudian kembali lagi seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sering kali dengan pesan singkat “Hai, apa kabar?” atau “Sudah lama enggak ngobrol”
Bagi banyak perempuan, zombieing bukan hanya pengalaman yang membingungkan, tetapi juga bisa berdampak emosional.
Kenapa Zombieing Lebih Parah Dari Ghosting?
Baca Juga
-
Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
-
Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
-
Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
-
Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!
-
Alasan Mengapa Maret jadi Bulan Perempuan
-
Tren Kabur Aja Dulu: Antara Impian dan Realita, Sejauh Mana Keseriusannya?
Menurut Psychology Today, perilaku zombieing ini menyebabkan individu takut berkomitmen karena dapat menambah lapisan emosional.
Dr. Jenn Mann, seorang terapis hubungan, menyebut bahwa zombieing bisa menjadi bentuk kontrol emosional.
"Mereka tidak ingin bersama Anda, tetapi juga tidak ingin Anda melangkah maju tanpa mereka," jelasnya.
Selain itu, zombieing lebih menakutkan karena menciptakan harapan palsu dengan membuat korban berpikir bahwa ada kemungkinan hubungan bisa diperbaiki, padahal orang tersebut sering kali kembali tanpa niat serius.
“Ketika seseorang kembali setelah menghilang begitu lama, hal itu bisa membangkitkan kembali luka lama, menciptakan kebingungan, dan bahkan menimbulkan harapan palsu,” kata Winter.
Dilansir dari Huffpoff, bagi perempuan, zombieing berdampak negatif pada mereka, seperti tidak mempercayai pasangan mereka nantinya.
Kemudian, Psikolog klinis Dr. Chloe Carmichael menyebutkan bahwa zombieing dapat memicu kecemasan dan menurunkan rasa percaya diri.
“Ketika seseorang menghilang dan kembali tanpa alasan, korban merasa tidak dihargai. Hal ini bisa menyebabkan mereka mempertanyakan nilai diri mereka dalam hubungan,” jelasnya.
Lantas, bagaimana cara kita untuk menghadapi zombieing ini?
Beberapa psikolog menyarankan beberapa langkah bagi kalian yang mengalami zombieing.
Pertama, abaikan ketika orang tersebut chat kembali memulai percakapan denganmu, dan penting untuk menyadari bahwa tidak ada kewajiban untuk membalas pesan dari seseorang yang sebelumnya menghilang.
Kedua, jika orang tersebut benar-benar ingin kembali, tanyakan alasan mereka menghilang dan pastikan ada perubahan nyata dalam perilaku mereka.
Di era di mana hubungan semakin dipengaruhi oleh teknologi, zombieing menjadi tantangan baru yang harus dihadapi banyak perempuan.
Kesadaran akan fenomena ini dan cara mengatasinya dapat membantu mereka untuk melindungi diri dari hubungan yang tidak sehat.
(Mauri Pertiwi)
Terkini
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women