Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Di era modern ini, orang tua semakin sadar akan pentingnya pendidikan dan perkembangan anak. Namun, terkadang, keinginan untuk memberikan yang terbaik justru berujung pada pola asuh yang berlebihan atau overparenting. Apa sebenarnya overparenting, dan bisakah pola asuh ini menghambat kemandirian anak?
Overparenting adalah pola asuh yang berlebihan dalam mengontrol, mengawasi, dan melindungi anak dari berbagai tantangan hidup.
Menurut psikolog Jean Twenge dari San Diego State University, pola asuh ini sering kali berasal dari niat baik orang tua yang ingin memastikan anak-anak mereka sukses dan aman. Namun, alih-alih membantu, pendekatan ini justru dapat merugikan.
“Orang tua yang terlalu mengontrol justru membuat anak sulit menghadapi tantangan. Mereka tumbuh dengan kecenderungan menghindari risiko dan memiliki ketergantungan yang tinggi," ujar Twenge.
Baca Juga
-
Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
-
Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
-
Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
-
Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
-
Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
-
Zombieing: Ketika Mantan Datang Tanpa Diundang, Lebih Seram dari Ghosting!
Selain itu, orang tua yang terus-menerus mengawasi dan mengatur setiap aspek kehidupan anak, sering kali tumbuh dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan kurang percaya diri.
Studi yang diterbitkan di Journal of Child and Family Studies menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya overparenting cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih rendah dan kesulitan dalam mengambil keputusan sendiri.
Menurut Dr. Madeline Levine, seorang psikolog anak dan penulis Teach Your Children Well, anak-anak yang terus-menerus dikontrol oleh orang tua sering kali kurang memiliki resilience atau daya juang.
“Mereka tidak terbiasa menghadapi kesulitan, karena setiap hambatan kecil sudah disingkirkan oleh orang tua mereka. Akibatnya, ketika menghadapi tantangan di dunia nyata, mereka lebih mudah menyerah," kata Levine, dilansir The Guardian.
Lalu, bagaimana kita sebagai orang tua dapat menghindari overparenting ini?
1. Biarkan Anak Menghadapi Tantangan
Daripada langsung turun tangan menyelesaikan masalah anak, biarkan mereka mencoba mencari solusi sendiri. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
2. Dorong Kemandirian Sejak Dini
Memberikan tanggung jawab sesuai usia, seperti membereskan mainan atau membuat keputusan kecil, dapat membantu anak belajar mandiri.
3. Kurangi Kontrol Berlebihan
Pentingnya memberi anak kesempatan untuk gagal dan belajar dari kesalahan. Dimana, ketahanan mental dibangun melalui pengalaman nyata, bukan dengan menghindari kesulitan.
4. Bangun Kepercayaan, Bukan Ketakutan
Orang tua perlu percaya bahwa anak mereka mampu menghadapi dunia. Mengontrol setiap aspek kehidupan anak hanya akan menciptakan ketergantungan yang tidak sehat.
Overparenting mungkin dilakukan dengan niat baik, tetapi dampaknya bisa merugikan perkembangan anak.
Daripada terus-menerus mengontrol, lebih baik memberikan ruang bagi anak untuk belajar dan berkembang secara mandiri.
(Mauri Pertiwi)
Terkini
- Fawning: Jebakan Menyenangkan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri
- Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
- Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
- Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
- Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
- Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
- Hot Girl Walk: Ketika Perempuan Jadi Lebih Bahagia Cuma Modal Jalan Kaki
- Self Gifting: Bukan Boros, Tapi Bentuk Apresiasi pada Diri Sendiri
- Lebih dari Sekadar Musik, Ada Pesan Pemberdayaan Perempuan dari JENNIE Lewat Album Ruby
- Cyberstalking Merusak Mental dan Fisik: Bagaimana Perempuan Bisa Melindungi Diri Mereka?