
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tren cycle syncing atau menyesuaikan olahraga dengan siklus menstruasi semakin populer di kalangan perempuan.
Banyak yang percaya, berolahraga di fase tertentu dalam siklus, bisa meningkatkan pertumbuhan otot dan performa.

Namun, apakah klaim ini benar-benar didukung oleh sains? Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di The Journal of Physiology mengungkap fakta menarik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pertumbuhan otot, baik seseorang berolahraga di awal maupun akhir siklus menstruasi.
Baca Juga
-
Ketika Kehidupan Pribadi Anak Jadi Konten Momfluencer: Tren atau Eksploitasi?
-
Keseimbangan Semu, Bisakah Perempuan Sukses di Karier dan Keluarga?
-
Puluhan Brand Lokal Terbaik Kumpul di Bekasi! Jangan Lewatkan GLAMLOCAL Wonderful Ramadan 2025
-
Perempuan, Perubahan dan Masa Depan: Insight dari Acara The Power of Herstory
-
Fenomena Girl Boss: Glamor di Luar, Rapuh di Dalam?
-
Buka Puasa Mewah All You Can Eat Rasa Dunia Cuma Rp425 Ribu di The Sultan Hotel!
Penelitian melibatkan 12 perempuan sehat berusia 18-30 tahun dengan siklus menstruasi teratur dan tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.
Para peserta melakukan latihan kekuatan pada dua fase berbeda dalam siklus menstruasi.
Mereka melakukan latihan yang sama di setiap fase, dan peneliti mengukur bagaimana tubuh mereka merespons latihan tersebut.
Hasilnya, tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam pertumbuhan otot antara kedua fase ini.
Artinya, hormon dalam siklus menstruasi kemungkinan tidak memengaruhi pembentukan otot secara signifikan setelah latihan.
Apakah Cycle Syncing Hanya Mitos?
Meski tidak terbukti meningkatkan pertumbuhan otot, cycle syncing tetap memiliki manfaat lain. Siklus menstruasi bisa berpengaruh pada energi dan suasana hati saat berolahraga.
Contohnya: Olahraga dapat membantu meredakan kram menstruasi dan meningkatkan suasana hati berkat pelepasan endorfin.
Jadi, Haruskah Menyesuaikan Olahraga dengan Siklus Menstruasi?
Menurut para ahli, lebih baik mendengarkan sinyal tubuh sendiri dibandingkan mengikuti jadwal ketat berdasarkan siklus menstruasi.
"Jika merasa lelah, tak ada salahnya mengurangi intensitas latihan atau beristirahat. Sebaliknya, jika merasa bertenaga, manfaatkan momen itu untuk latihan lebih maksimal." ujar Dr. Amy Banulis, dokter spesialis kandungan.
Prioritaskan Kesehatan dan Konsistensi
Daripada terpaku pada jadwal siklus menstruasi, lebih baik fokus pada konsistensi olahraga, pemulihan yang cukup, dan mendengarkan sinyal tubuh. Jika merasa nyaman dengan cycle syncing, tidak ada salahnya mencoba.
Namun, jika tidak, tidak perlu khawatir! Yang terpenting adalah tetap aktif dan menjalani olahraga dengan cara yang paling nyaman bagi tubuh.
Penulis: Sifra Kezia
Terkini
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum