Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Sempat dikenal sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) yang kumuh, kawasan Keputih Tegal Timur RW 8 kini menjelma menjadi kampung asri nan hijau.
Transformasi luar biasa ini terjadi berkat program Kampung Berseri Astra (KBA) yang dimulai sekitar tahun 2013 lalu.
Bukan hanya asri, KBA Keputih Tegal Timur juga memiliki bangunan dua lantai yang disulap menjadi Rumah Pintar.
Menurut warga KBA Keputih Tegal Timur, Tri Priyanto, Rumah Pintar memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat di sana.
Baca Juga
-
Kabinet Maskulin ala Prabowo: di Mana Janji Kesetaraan Gender Pak Presiden?
-
Jurnalis Dewiku Raih Beasiswa Liputan Proyek Infrastruktur dari 'Earth Journalism Network'
-
Swipe Right untuk Cinta: Cari Jodoh ala Milenial dan Gen Z
-
Melalui Jingle 'See You Tomoro', Maudy Ayunda Ingin Bagikan Semangat Meraih Mimpi
-
Aksi Kamisan Pertama di Era Prabowo, Pelanggaran HAM Berat Harus Dipertanggungjawabkan
-
Lawan Kecurangan Pilkada 2024! Ini Pentingnya Pendidikan Politik bagi Perempuan
"Banyak fungsinya, dipakai anak-anak belajar dan kegiatan warga," kata Tri kepada Suara.com, dikutip Dewiku pada Sabtu (2/11/2024).
KBA Keputih Tegal Timur juga dibantu para mahasiswa untuk melakukan kegitan sosial, seperti kuliah kerja nyata (KKN). Saat KKN, mereka turut memberikan pelatihan komputer di Rumah Pintar.
Tempat ini juga melayani kesehatan Posyandu yang masih berjalan hingga sekarang. Tri menyebutkan saat ini tidak hanya untuk balita dan lansia, tetapi sudah menjadi keluarga.
Sejarah KBA Keputih Tegal Timur: Kampung Gersang dan Sulit Air
Jauh sebelum seperti saat ini, kawasan Keputih dikenal sebagai tempat pembuangan akhir atau TPA Kota Surabaya. Baru pada 2001, pemerintah kota memindahnya ke Benowo.
Daerah tersebut dikenal sangat kering dan tanaknya sulit untuk ditanami. Namun hal itu bukan berarti membuat mereka menyerah.
"Kami buat zona, kita dua RT yang awal ikut program Astra, yang kemudian dibagi beberapa zona, ada terong, tomat, dan lain-lain," kata Tri.
Kemudian di depan gang, ada zona campuran, yang berisikan sayuran dan tanaman boga hasil bibit pemberian Astra yang jumlahnya ribuan. Selanjutnya secara bergotong royong, warga mulai menanam bibit tersebut di depan rumah mereka menggunakan media pot.
"Ada rak (tanaman) juga supaya tanpa pot, jadi langsung polibag ditaruh di rak-rak. Bagus sekali," kata Tri lagi.
Selain gersang, Kampung KBA Keputih Tegal Timur juga punya masalah kesulitan air. Untung saja, Astra membantu dengan alat pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan warga.
Bahan bakunya diambilkan dari sungai yang tidak juah dari lingkungan mereka. Selain itu, ada juga rumah kompos yang diproduksi warga sendiri secara bergotong royong.
Tri mengungkapkan warga KBA Keputih Tegal Timur memiliki semangat yang sama untuk memajukan lingkungan. Dasar itulah yang membuat mereka sukarela melakukan semua program yang diberikan.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri