Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pernahkah kamu merasa sulit untuk membuang plastik atau tote bag bekas, meski sudah banyak menumpuk di rumah? Kebiasaan ini mungkin lebih dari sekadar hobi mengumpulkan barang. Bisa jadi, ini adalah salah satu tanda dari kondisi yang lebih serius, yaitu hoarding disorder.
Apa Itu Hoarding Disorder?
Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan membuang barang, bahkan barang-barang yang tidak memiliki nilai atau sudah tidak terpakai. Penderita sering merasa sulit untuk melepaskan benda-benda tersebut karena berbagai alasan, seperti rasa takut kehilangan atau keyakinan bahwa barang-barang itu akan berguna di masa depan.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada kondisi ini adalah keterikatan emosional yang kuat terhadap benda-benda, di mana mereka menganggap benda-benda tersebut lebih dari sekadar barang.
Baca Juga
-
Mau Kuliah atau Kerja, Apa yang Harus Dipersiapkan Saat Pindah ke Luar Negeri?
-
Stunting Ternyata Bisa Dialami Anak dari Keluarga Mampu, Kok Bisa?
-
4 Fakta Menarik Budaya Kencan di Asia: Perempuan Indonesia Lebih Materialistis?
-
Gestur Kontroversial Elon Musk dalam Pidato Trump: Tanda Salam Nazi yang Memicu Perdebatan
-
Indonesia Darurat Kekerasan Anak, Tanda Pemerintah Gagal Melindungi Generasi Muda?
-
Barista Tunarungu Surabaya Pecahkan Stigma, Bukti Kesetaraan Ada di Setiap Cangkir Kopi
Bagi mereka yang mengalami hoarding disorder, barang-barang bukan sekadar objek mati. Mereka sering kali memiliki makna dan nilai sentimental yang sangat tinggi. Beberapa alasan mengapa keterikatan emosional ini terbentuk antara lain:
- Kenangan: Barang-barang seringkali menjadi pengingat akan peristiwa penting, orang-orang terkasih, atau masa lalu yang indah. Membuang barang terasa seperti menghapus kenangan tersebut.
- Identitas: Beberapa orang mengidentifikasi diri mereka dengan barang-barang yang mereka miliki. Membuang barang dianggap sebagai kehilangan sebagian dari diri mereka sendiri.
- Perasaan Aman: Barang-barang dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan, terutama bagi mereka yang mengalami kecemasan atau trauma.
- Perfeksionisme: Merasa sulit untuk membuang barang karena mereka percaya bahwa suatu saat nanti barang tersebut akan berguna. Biasanya, ini yang paling sering terjadi, nih.
Lalu, adakah dampak dari keterikatan emosional yang berlebihan terhadap barang-barang atau benda mati? Ternyata ada, lho. Misalnya, memicu konflik keluarga gara-gara kamu terlalu suka menumpuk barang, hingga masalah lingkungan yang tidak bersih dan tidak sehat akibat penumpukan barang dapat memicu berbagai penyakit.
Yuk, mulai dengan langkah kecil membuang barang sedikit demi sedikit. Mengatasi hoarding disorder membutuhkan waktu dan kesabaran. Tapi, ketika kamu sudah bisa mengatasi kebiasaan menumpuk barang, otomatis kamu akan menciptakan lingkungan rumah yang lebih sehat dan nyaman.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri