Kamis, 13 Februari 2025
Vania Rossa : Selasa, 21 Januari 2025 | 14:11 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Siapa pun tahu kalau Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bagi seorang anak di awal kehidupannya, terutama di enam bulan pertama. Manfaatnya tak main-main, mulai dari meningkatkan imunitas tubuh, memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan, hingga menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak.

Selama ini, yang kita tahu, ASI hanya dihasilkan oleh ibu yang baru melahirkan, dan diberikan baik secara langsung melalui payudara ataupun tidak langsung kepada bayinya. Padahal faktanya, meskipun tidak melahirkan, perempuan tetap dapat memberikan ASI. 

ASI yang diberikan oleh perempuan yang tidak hamil dan melahirkan ini disebut dengan ASI Induksi, dan produksinya dirangsang dengan teknik induksi laktasi

Lalu, siapa yang bisa melakukan induksi laktasi ini? 

Nah, induksi laktasi ini umumnya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui, atau perempuan yang ingin menyusui bayi adopsi.

Inilah yang yang dilakukan oleh Zaskia Sungkar baru-baru ini. Istri dari Irwansyah itu diketahui baru saja mengadopsi bayi perempuan bernama Humaira. Dalam laman Instagramnya, ia membagikan ceritanya tengah menjalani proses induksi laktasi untuk bayi yang diadopsinya itu.

"Doakan ya sedang program laktasi, semoga Allah mudahkan meng-ASI-hi Humaira. Biidznillah," tulis Zaskia Sungkar, dikutip Dewiku, Selasa (21/1/2025).

Induksi laktasi sendiri adalah proses merangsang produksi ASI pada perempuan yang tidak hamil atau menyusui. Proses ini melibatkan berbagai teknik dan stimulasi untuk mengaktifkan kelenjar susu dan merangsang produksi hormon prolaktin, yang berperan penting dalam produksi ASI.

Mengutip dari La Leache League USA, Jack Newman, Konsultan Laktasi Bersertifikat Internasional, proses induksi laktasi dibagi menjadi tiga tahap berikut:

1. Menyiapkan Payudara untuk Menyusui

Hormon kehamilan berperan dalam merangsang produksi prolaktin, hormon yang bertanggung jawab atas produksi ASI.

Untuk membantu persiapan ini, ibu dapat menjalani terapi hormon guna merangsang perkembangan jaringan kelenjar payudara.

Petugas kesehatan mungkin akan merekomendasikan terapi hormon dengan menambahkan estrogen dan progesteron untuk meniru kondisi hormonal selama kehamilan.

Terapi hormon ini biasanya berlangsung selama beberapa bulan, dan dihentikan sekitar dua bulan sebelum menyusui. Langkah ini bertujuan untuk merangsang produksi ASI dan meningkatkan pelepasan hormon prolaktin.

2. Memproduksi ASI Sebelum Bayi Lahir

Pada ibu angkat, produksi ASI cenderung lebih lambat dibandingkan ibu yang hamil. Nah, untuk membantu meningkatkan produksi ASI, ibu dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Memompa ASI: Lakukan perlahan selama 5–10 menit per sesi, kemudian tingkatkan menjadi 15–20 menit setelah terbiasa.
  • Mengonsumsi suplemen penambah ASI.
  • Pijat payudara.

3. Menyusui Bayi Secara Langsung

Umumnya, ASI akan mulai keluar dalam waktu 6—8 minggu sejak proses induksi laktasi dimulai. 

Siapa pun yang ingin melakukan induksi laktasi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan lengkap tentang prosesnya. Dan apabila menghadapi kesulitan saat menyusui dengan metode ini, bisa juga meminta bantuan dari konsultan laktasi.

Fakta ASI Induksi 

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana kualitas ASI induksi dibandingkan dengan ASI pada umumnya? Simak lima fakta seputar ASI induksi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut:

1. Bisa diberikan meskipun tidak hamil atau melahirkan

Produksi ASI dipengaruhi oleh rangsangan pada payudara, seperti isapan bayi atau aktivitas memerah ASI, yang mengirimkan sinyal ke otak untuk memicu hormon prolaktin.

Hormon ini dilepaskan oleh hipofisis bagian depan di otak, masuk ke aliran darah, dan memicu refleks prolaktin, yang berperan penting dalam produksi ASI.

Karena proses ini diatur oleh hormon dari otak, bukan hormon reproduksi, perempuan yang tidak melalui kehamilan atau persalinan tetap memiliki potensi untuk memproduksi ASI.

2. Kualitas ASI Sama Baiknya

Meskipun ASI keluar melalui proses induksi laktasi tanpa proses kehamilan, tetapi kandungan gizinya sama.

Kandungan ASI pada perempuan yang melakukan relaktasi ataupun induksi laktasi tidak berbeda dibandingkan dengan yang menyusui sejak kelahiran bayinya. Namun, kolostrum tidak diproduksi oleh perempuan yang tidak pernah hamil. Meski begitu, jumlah total protein dan imunoglobulin adalah sama pada hari kelima induksi.

3. Rentang Waktu Keluarnya ASI Berbeda

Waktu yang diperlukan untuk memulai produksi ASI melalui induksi bervariasi pada setiap perempuan.

Biasanya, ASI mulai diproduksi dalam satu hingga enam minggu, dengan rata-rata sekitar empat minggu. Namun, dalam beberapa kasus, ASI induksi dapat mulai keluar dalam dua hingga enam hari.

Proses relaktasi sebagian umumnya tercapai dalam empat hingga 28 hari, sementara relaktasi penuh membutuhkan waktu antara tujuh hingga 60 hari.

4. Dipengaruhi Oleh Usia Bayi

Usia bayi juga mempengaruhi keberhasilan induksi laktasi. Seorang perempuan akan lebih banyak kemungkinan untuk berhasil relaktasi maupun induksi laktasi pada bayi yang usianya baru lahir sampai bayi berusia kurang dari delapan minggu.

Hal tersebut terjadi karena isapan bayi yang masih kuat dan keinginan menyusu bayi yang masih besar.

5. Harus Dilakukan dengan Rutin Memijat Payudara

IDAI menyarankan perempuan yang mengadopsi bayi dan melakukan ASI induksi untuk rutin memijat payudara dan memerah setiap tiga jam, serta satu kali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang.

Selain menggunakan tangan, pemerahan ASI juga dapat dilakukan dengan menggunakan dua pompa listrik pada kedua payudara.

(Nurul Lutfia)

BACA SELANJUTNYA

Buat Kenang-kenangan, Ibu Ini Buka Bisnis Perhiasan dari ASI dan Tali Pusat