Kamis, 13 Februari 2025
Risna Halidi : Selasa, 28 Januari 2025 | 13:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Dewiku.com - Penulis Ika Natassa kembali memukau para pembacanya dengan novel terbarunya yang berjudul Satine.

Novel ini resmi diluncurkan di Ganara Art Space, Plaza Indonesia, Jakarta, dalam kerja sama dengan Gramedia Pustaka Utama, pada Sabtu (11/01) lalu.

Peluncuran ini digadang-gadang menambah daftar panjang kesuksesan Ika Natassa, yang dikenal melalui karya-karya seperti A Very Yuppy Wedding, Divortiare, hingga Critical Eleven.

Novel terbaru Ika Natassa bertajuk Satine. (Dok Gramedia)

Kesuksesan Satine bahkan sudah terlihat sebelum peluncuran resminya. Pada masa pre-order spesial November 2024, novel ini berhasil terjual lebih dari 2.000 eksemplar. Hal ini menunjukkan antusiasme besar dari para penggemar setia Ika Natassa.

Novel ini menghadirkan kisah dua karakter utama, Satine dan Ash, yang mengeksplorasi tema mendalam tentang kesepian.

Dalam ceritanya, Satine dan Ash adalah dua jiwa kesepian yang dipertemukan oleh sebuah kontrak dan aturan tertulis, sehingga membawa pembaca menyelami emosi terdalam manusia.

Tema kesepian yang diangkat Ika Natassa dalam Satine terasa universal dan relevan bagi banyak orang.

"Kesepian adalah satu perasaan yang pernah dirasakan semua orang," ungkap Ika Natassa.

Dengan latar cerita yang menggambarkan bagaimana pertemuan dan perpisahan dipengaruhi oleh takdir, novel ini menyodorkan pertanyaan mendalam: "Jika semua hal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga harus takluk pada takdir?"

Menurut Ika, Satine merupakan refleksi personalnya mengenai kesepian.

"Di novel ini, kesepian menjadi saat di mana kita akhirnya dimampukan mendengar suara hati yang selama ini kita abaikan," tuturnya.

"Setelah menjalani hidup single sekian lama, sejujurnya aku sudah sampai di titik ikhlas jika aku ternyata ditakdirkan untuk tidak bertemu jodohku di dunia, tapi mungkin di akhirat. I’ve made peace with that. Tapi, seseorang yang sudah ikhlas sendiri bukan berarti tidak merasa kesepian. I’m happy, but I’m also lonely sometimes."

Cuitan ini mengungkapkan sisi manusiawi Ika yang mungkin jarang diketahui penggemarnya. Ia juga berbagi pengalaman pribadi saat menghadapi kondisi darurat orang tuanya seorang diri.

“Berupaya kuat sendiri itu bukan sesuatu yang mustahil, tapi nggak mudah,” tulisnya dikutip Dewiku dari cuitan Ika, ditulis Selasa, (28/1/2025).

Sebagai novel kesebelas, Satine melanjutkan jejak karya Ika Natassa yang ikonis, di mana beberapa di antaranya telah diadaptasi menjadi film layar lebar, seperti The Architecture of Love dan Heartbreak Motel.

Adaptasi ini bahkan berhasil mendapatkan apresiasi luas, termasuk nominasi di Festival Film Indonesia.

Dengan peluncuran Satine, Ika Natassa kembali membuktikan kemampuannya sebagai penulis yang mampu menggugah emosi pembaca. Novel ini tidak hanya menjadi refleksi mendalam tentang kesepian, tetapi juga mengajak pembaca merenungkan peran takdir dalam kehidupan.

"Momen-momen kesepian itu yang kuingat saat aku menulis Satine. Momen di mana aku kadang bertanya-tanya: apakah seorang Ika Natassa berhak bahagia untuk semuanya kecuali urusan cinta?" tanya Ika.

Penulis: Nurul Lutfia Maryadi

BACA SELANJUTNYA

Menyelami Derita Budak Nusantara di Tanah Asing dalam Novel Mountains More Ancient