Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Mulai 1 Januari 2025, Pajak Pertambahan Nilai atau PPN akan naik menjadi 12%, meningkat dari tarif sebelumnya sebesar 11%.
Kenaikan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara sekaligus menjaga stabilitas fiskal jangka panjang.
Meski hanya naik 1%, dampaknya tetap signifikan lho, terutama bagi perempuan yang memainkan peran kunci dalam rumah tangga dan perekonomian.
Lantas, bagaimana kebijakan ini memengaruhi mereka?
Kenaikan tarif PPN dilakukan untuk menambah pendapatan negara dan mengatasi deflasi, yang pada September 2024 tercatat sebesar 0,4%.
Baca Juga
-
Tobrut dan Aura Maghrib: Lelucon atau Bentuk Baru Diskriminasi?
-
Bye Hustle Culture, Hello Soft Life: Mengapa Hidup Tanpa Tekanan Jadi Tujuan Baru?
-
4 Cara Menikmati Bonus Tahunan ala Gen Z: Self Reward Nomor Satu?
-
Mitos vs Fakta: Bolehkah Olahraga saat Haid?
-
Moms United: Bersatu Untuk Ibu Hebat
-
Setop Overprotektif, Anak Juga Perlu Belajar dari Kegagalan untuk Tumbuh Mandiri
Langkah ini juga ditujukan untuk menyelaraskan kebijakan fiskal Indonesia dengan standar global, di mana tarif rata-rata PPN berada di kisaran 12-15%, serta mendekati tarif di negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Namun, kebijakan ini tidak lepas dari kontroversi. Banyak masyarakat yang menilai kenaikan ini memberatkan, terutama karena kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi dan inflasi sebelumnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa tarif PPN 12% akan diterapkan pada barang dan jasa mewah, seperti daging wagyu, beras premium, buah impor, serta ikan mahal seperti salmon dan tuna.
Barang kebutuhan dasar seperti bahan pokok tetap dikecualikan dari tarif ini.
Bagaimana Dampaknya bagi Perempuan?
Meski barang kebutuhan pokok diklaim dikecualikan, sejumlah ahli, termasuk Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut bahwa dampak kenaikan PPN tetap akan dirasakan luas.
Beberapa sektor yang secara langsung memengaruhi perempuan adalah:
1. Kesejahteraan Rumah Tangga
Perempuan, sebagai pengelola keuangan keluarga, harus menghadapi kenaikan harga barang dan jasa yang tidak bisa dihindari.
Kebutuhan sehari-hari yang dipengaruhi PPN akan menambah beban, terutama bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Hal ini juga tentu akan diarasakan oleh ibu tunggal yang harus mengatur keuangan seorang diri.
Dengan kenaikan PPN, ibu tunggal menghadapi tantangan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan, tanpa dukungan finansial dari pasangan
2. Akses terhadap Barang dan Jasa
Barang-barang yang tidak dianggap kebutuhan pokok tetapi tetap penting dalam keseharian, seperti produk kebersihan, perlengkapan rumah tangga, dan beberapa bahan makanan olahan, berpotensi menjadi lebih mahal. Hal ini dapat memengaruhi alokasi anggaran keluarga yang dikelola oleh perempuan.
3. Dampak pada UMKM
Perempuan banyak yang memiliki usaha kecil, seperti warung atau bisnis rumahan. Kenaikan PPN ini dapat meningkatkan biaya operasional mereka, yang pada akhirnya mengurangi pendapatan.
4. Akses Kesehatan dan Pendidikan
Dengan biaya hidup yang meningkat, perempuan di keluarga berpenghasilan rendah mungkin harus mengorbankan kebutuhan kesehatan atau pendidikan, baik untuk diri sendiri maupun anak-anak mereka.
Kenaikan PPN sebesar 12% bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dan menjaga stabilitas ekonomi, namun dampaknya terhadap perempuan tidak dapat diabaikan.
Sebagai pengusaha, pekerja, kepala keluarga, dan pengelola rumah tangga, perempuan tentunya akan merasakan efeknya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis: Ratu Humaira Nugraha
Terkini
- Self Gifting: Bukan Boros, Tapi Bentuk Apresiasi pada Diri Sendiri
- Lebih dari Sekadar Musik, Ada Pesan Pemberdayaan Perempuan dari JENNIE Lewat Album Ruby
- Cyberstalking Merusak Mental dan Fisik: Bagaimana Perempuan Bisa Melindungi Diri Mereka?
- Rahasia Tangguh: Kuasai Self-Compassion untuk Kesehatan Mental
- Zombieing: Ketika Mantan Datang Tanpa Diundang, Lebih Seram dari Ghosting!
- Rebound Relationship: Ketika Mantan Jadi Bayang-Bayang Pacar Baru
- Stop Self-Talk Negatif! Ini Cara Membangun Self-Respect di Era Digital
- Merasa Kecil di Dunia yang Besar: Menggali Akar Inferiority Complex
- Resah Driver Ojol Perempuan: Ada Ketidakadilan Mengintai di Setiap Kilometer
- Fake It Till You Make It: Boleh Dicoba, Asal Jangan Kebablasan, Girls!