
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Belakangan ini, istilah “tobrut” dan “aura maghrib” populer di media sosial. Istilah ini merupakan representasi seksis di masyarakat yang saat ini seakan-akan telah dinormalisasikan untuk memviralkan suatu konten. Bukannya mengapresiasi perempuan sebagai individu, istilah-istilah ini justru merendahkan mereka hanya berdasarkan penampilan fisik.
Apa arti istilah ini?
“Tobrut” adalah singkatan dari kata-kata yang tidak pantas, sering dipakai untuk menggambarkan fisik perempuan dengan nada negatif. Biasanya, istilah ini mengarah ke ukuran tubuh tertentu. Sementara itu, “aura maghrib” dipakai untuk menyebut perempuan dengan kulit gelap, seperti ingin mengejek penampilan mereka.
Ketika istilah ini viral, perempuan direndahkan sebatas bentuk tubuh atau warna kulit saja. Stereotip seperti ini tidak cuma salah, lho, tetapi juga berbahaya karena membuat perempuan bisa kena body shaming, pelecehan, bahkan mengalami tekanan mental seperti rasa insecure, depresi, atau kecemasan.
Baca Juga
-
Bye Hustle Culture, Hello Soft Life: Mengapa Hidup Tanpa Tekanan Jadi Tujuan Baru?
-
4 Cara Menikmati Bonus Tahunan ala Gen Z: Self Reward Nomor Satu?
-
Mitos vs Fakta: Bolehkah Olahraga saat Haid?
-
Moms United: Bersatu Untuk Ibu Hebat
-
Ibu Tunggal, Pahlawan dalam Diam
-
Setiap Pilihan Hidup Layak Dihormati, Termasuk saat Memilih Childfree
Kenapa istilah ini populer?
Di media sosial, pelecehan seksual non-fisik sering kali lebih gampang terjadi karena pelaku merasa aman di balik anonimitas. Mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan tidak akan ketahuan atau kena konsekuensi. Padahal, tindakan seperti ini punya dampak serius, bahkan bisa dikenai sanksi hukum.
Alih-alih mengapresiasi kepribadian atau pencapaian perempuan, istilah-istilah seperti ini malah membuat masyarakat semakin terjebak dalam pola pikir patriarki yang merugikan.
Citra Negatif terhadap Tubuh Perempuan
Meskipun sering dianggap sebagai “candaan”, istilah “tobrut” dan “aura maghrib” sebenarnya membawa dampak buruk yang besar bagi perempuan lho,
Kedua istilah ini bukan hanya seksis, tapi juga memperkuat standar sosial yang tidak adil bagi perempuan.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perempuan yang dianggap menarik perhatian laki-laki. Keduanya memberikan stigma negatif pada tubuh perempuan, dan merusak rasa percaya diri mereka.
Perempuan yang menerima julukan ini sering kali merasa tidak nyaman, malu, bahkan mengalami tekanan psikologis. Naasnya, situasi ini diperparah oleh budaya yang menempatkan penampilan sebagai tolak ukur utama dalam menilai perempuan.
Stop ikut-ikutan tren yang merugikan perempuan seperti ini, dan jangan biarkan istilah seksis yang merendahkan perempuan semakin terus populer.
Mari mendukung budaya yang menghargai perempuan sebagai individu dengan segala potensi dan keunikannya. Karena setiap orang memiliki nilai yang tidak bisa diukur dari fisiknya, dan itu yang harus kita ingat.
Jadi, yuk mulai sekarang lebih bijak dalam menggunakan kata-kata, terutama di media sosial.
(Humaira Ratu Nugraha)
Terkini
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?
- Koneksi Bukan Kompetisi: The Real Power of Women Supporting Women
- Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
- Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
- CEO Muda Perempuan: Lebih dari Sekadar Tren, Ini Realitas Baru Dunia Bisnis
- Keharuman Nostalgia Lebaran, 'Mencicipi' Aroma Nastar dari Sebotol Parfum
- Ketika Secuil Perhatian Berujung Sakit Hati, Kenali Tanda-Tanda Breadcrumbing yang Merugikan Perempuan
- Simping Era: Kenapa Sekarang Banyak Perempuan Bangga Jadi Fangirl?
- Resting Nice Face: Topeng Senyum yang Menyembunyikan Luka Emosional Perempuan